Oleh. Gempur Santoso
Hari minggu bersama istri dan anak ingin melihat penangkar burung. Penangkaran hanya satu jenis: burung puter pelung. Burung ini beda dengan burung jenis puter lainnya. Jika manggung bersuara panjang, pada bagian suara akhir. Kadang bisa bersuara brengengeng. Jika malam, sepi. Belum mengenal suaranya, terdengar suara puter pelung, pasti bertanya tanya. Bahkan mrinding.
Burung puter pelung saat bekur. Suaranya sama dengan puter lainnya. Manggung beda dengan bekur. Manggung itu berkicau. Bekur itu brai (bersolek) di depan pasangannya. Burung puter pelung akan kawin.
Penangkar burung puter pelung "Mr. Ho BF". Seorang guru SMP yang sekitar 2 tahun lagi akan pansiun. Nama panggilan pak Yo. Terkenal di desanya dan sekitarnya nama pak Yo.
Penangkaran dikelompokan. Kelompok burung lagi bertelur, satu lobang sangkar satu jodoh. Kelompok burung lagi anggrem. Kelompok burung lagi baru menetas. Semua pada sangkar perjodoh. Per lubang sangkar diberi nomor. Untuk yang baru menetas saja lebih dari 40 lubang sangkar.
Lahir netas tercatat rapi. Tanggal lahir, dari jenis indukan apa. Jadi, ada bukunya kependudukan burung puter pelung.
Saat burung usia remaja. Kaki burung diberi gelang dan titel data. Burung burung remaja dijadikan satu kandang besar. Jumlahnya puluhan ekor burung. Pak Yo tidak lupa jenis kelamin burung. Bahkan netas sepetarangan juga tahu. Ada kode datanya.
Burung puter pelung yang sudah dewasa, dipindah. Puter pelung dewasa dimasukan sangkar. Ada yang sejodoh. Ada yg satu sangkar satu ekor. semua sangkar sigantung (dicantolkan di atas). Suasana ramai suara burung.
Burung burung puter pelung yang digantung banyak sekali. Setiap sudut rumah ada burung dalam sangkar. Kebun belakang, tepi rumah, teras belakang. Semua ada burung dalam sangkar. Juga tersedia beberapa sangkar dalam proses pembuatan.
Saat musim hujan. Bulan belakang er (setember, oktober, november, juga desember). Banyak yang cari/beli burung puter pelung. Jenis beragam, ada burung kelas rendah untuk pemula. Kelas menengah. Ada kelas siap dilombakan. Jenis puter pelung kelas tinggi, pernah laku Rp. 1,2 juta. Pemasaran lewat sosial media internet online.
Perawatan burung puter pelung mudah. Makanannya jagung. Disediakan air dalam sangkar, untuk minum burung. Puluhan burung itu menghabiskan biaya beli jagung sekitar Rp 300 ribu per bulan.
Itu untuk siapan kegiatan setelah pansiun dari guru. Kini sudah dimulai. Agar hidup tak berhenti pensiun, menangkar burung puter pelung. Pak Yok Mr. Ho rencana hidup tak pernah pensiun. (GeSa)
0 Komentar