Liputan:
KREATIVITAS GURU BAHASA DAERAH PERLU DIOPTIMALKAN
Oleh: Kris Mariyono
Director Jurnalism Asosiasi Pendidikan dan Sosial (APENSO) Indonesia
Keberadaan Guru Bahasa Daerah di Jawa Timur, dalam mengembangkan kreativitasnya di Surabaya Jawa Timur, sebenarnya selain didukung aktivitas periodik setiap tahun Festifal Sastra Jawa se Kota Surabaya juga Wadah Rubrik Calon Pengarang Majalah Joyoboyo.
Pengamat Seni Sastra Jawa Widodo Basuki, Ssn mengakui Festifal Sastra Jawa yang meliputi Lomba Cerita Cekak (Cerkak), Geguritan dan Tembang Jawa sudah diadakan sejak Sepuluh Tahun Lalu prakarsa Pemkot Surabaya bersama Majalah Joyoboyo Surabaya. "Saya menjadi Juri sudah Sepuluh kali jadi sangat paham potensi Seni Sastra di lembaga pendidikan dari SD hingg jenjang SMP" ujar Widodo Basuki yang juga menjabat Redaksi Pelaksana Majalah Joyoboyo".
Joyoboyo membuka Rubrik Calon Pengarang juga sekitar Sepuluh tahun lalu" imbuh Widodo penuh semangat. Menyinggung eksistensi Sastra Jawa terkait Misyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Daerah kata Basuki , selama ini hanya bertahan dan belum menunjukan.nilai tambah yang menggembirakan. "Memang peran Guru Bahasa Daerah masih terbatas pada kurikulum dan persoalan kreatifitas perlu dioptimalkan" ungkap Basuki Widodo.
Persoalan memacu kreativitas Sastra Daerah ini menurut Widodo yang juga dikenal sebagai pelukis dan di akhir Desember menggelar Pameran tunggal bertajuk "Wayang Weyangane urip", tidak terlepas dari keberadaan potensi guru dan minat Peserta didik terhadap Sastra Jawa."
Peran guru dalam mengembangkan potensi siswa memang sangat diperlukan, disamping berupa penugasan baik untuk apreasi maupun persiapan lomba. Apresiasi dapat diarahkan pada rubrik Calon Pengarang dan Lomba harus terfokus pada Festifal Sastra Jawa. "Beber Widodo Basuki yang alumni FKIP Universitas PGRI Adi Buana (Unipa ) Surabaya. Disisi lain Widodo memaparkan bahwa untuk mengekplorasi kreatifitas dapat dilakukan dengan berbagai jalan diantaranya bisa melalui membaca cerita berbahasa Daerah, Berhitung dengan bahasa daerah dan, membuat pidato bahasa daerah. "Sebetulnya masih banyak lagi termasuk sikap tindakan yang terkait budi peker dan dalam sastra Jawa memiliki elemen-elemen yang dapat membentuk karakter budi pekerti luhur" Ujar Basuki yang menambahkan peserta didik juga harus dipacu pembelajaran bahasa daerah (Bahasa Jawa) termasuk Sastra yang menarik dan tidak membosankan.
Diungkapkan Basuki, sesuai Pergub tentang bahasa Jawa beberapa tahun silam memang pada awalnya ada gerakan yang mengacu pengembangan dan pelestarian bahasa daerah seperti di beberapa terdapat keharusan Setiap Satu hari disekolah harus berbahasa daerah. "Ya sekarang mungkin masih ada beberapa daerah yang mengetrapkan" tutur Basuki yang juga merasa peserta didik kurang memahami tokoh-tokoh.dunia pewayangan yang memiliki filosofi dalam kehidupan.
Basuki berharap, agar pendidik dibidang bahasa daerah ternasuk Sastra Daerah tidak hanya terus memacu peserta didiknya berkreasi membuat karya sastra daerah melainkan juga memafaatkan potensi aktifitas Festifal Sastra dan Rubrik Calon Pengarang. "Saya sangat perihatin pengirim rubrik Calon Pengarang ini dari Surabaya sangat minim ,justru ysng banyak dari daerah" Ungkap Widodo yang mengakui tulisan yang dimuat di Rubrik Calon Pengarang ada kompensasinya. "Memang ada kompensasinya tulisan yang dimuat akan mendapatjan kiriman dana 50 Ribu Rupiah dan itu harus pakai alamat sekolah " Jelas Widodo menambahkan guru bahasa. (Kris)
0 Komentar