APENSO INDONESIA

header ads

NUANSA BUAH MANGGA BERDAUN SIRIH


NUANSA BUAH MANGGA BERDAUN SIRIH
Oleh: Gempur Santoso

Di depan rumah saya, ada dua pohon mangga. Mangga kopyor dan mangga manalagi. Banyak yang suka mangga kopyor. Saya juga. Rasa sangat manis. Saat matang, air mangga banyak (jembrot). Jadi segar. Tekstur kulit mangga, kurang halus. Pating brenjol.

Mangga kopyor agak langgka. Kurang laku dijual. Buahnya banyak serat. Cocok diembuk embuk (digembukan). Sudah gembuk terus dikencot (dilubangi dikit terus air mangga dihisap). Terasa manis segar. Asli mangga (pelem) kopyor, rasa pelem kopyor.

Satunya lagi. Mangga manalagi. Saat beli bibitnya dulu, memang mangga manalagi. Daunnya ya persis mangga manalagi. Kulit buahnya, bintik bintik. Itu ciri buah mangga manalagi.

Mangga manalagi depan rumah saya. Agak beda. Buahnya besar. Kalau agak matang, rasanya asam (kecut). Kalau mangga manalagi asli. Buah agak kecil. Setengah matang sudah manis.
Buah mangga manalagi saya, saat matang, rasanya seperti mangga gadung.

Ternyata mangga manalagi saya itu. Mangga setekan (blesteran). Pada bagian bawah mangga gadung. Distek. Pada bagian atas mangga manalagi. Ranting mangganya, agak menjalar, agak tegak ke atas.

Bentuk ranting gabungan seperti mangga manalagi, juga seperti mangga gadung. Daun masih persis mangga manalagi.

Pohon mangga stekan dua mangga. Akar mangga gadung, batang manalagi. Bila sudah jadi buah, menjadi buah mangga manalagi terasa mangga gadung.

Ternyata, setekan, blesteran, atau apa saja selain pohon buah. Mempunyai rasa yang beda dengan namanya. Didominasi rasa akar aslinya. Seperti aslinya orpol diblester ormas keagamaan. Rasanya menjadi seperti buah agama terasa politik.

Seperti lagu Bruri Pesolima berubah Bruri Marantika. Judul lagu: buah semangka berdaun sirih.
Adanya seperti itu. Dimakan saja buahnya (GeSa)

Posting Komentar

0 Komentar