APENSO INDONESIA

header ads

COBLOSAN, IKUTI YANG TERJADI

Catatan:

COBLOSAN, IKUTI YANG TERJADI

Oleh: Gempur Santoso
APENSOINDONESIA.COM


Pagi hari. Setelah bersihkan halaman dan jalan depan rumah. Duduk di teras sambil ngopi. Kebiasaan sehari hari begitu. Tanpa alas kaki. Nginjak bumi. Kalau tak begitu, bisa tak pernah kulit telapak kaki nginjak bumi.

Tetangga saya, Abas, biasa saya panggil cak Bas. Ke rumah. Ikut duduk di teras. Dia memang biasa ke rumah, sekadar ngobrol. Dia tukang, sebagian besar rumah saya ditukangi Abas.

Terkait pemilu kurang beberapa hari. Dia bertanya "kalau milih presiden gampang, cuma ada dua pilihan calon. Untuk DPR calan banyak. Kenal pun tidak. Bagaimana caranya?"

Memang pemilu ini, seperti tak tahu barangnya tapi disuruh milih. "Kalau pilihan lurah (kepala desa, karoan (nyata), tepang (tahu/mengenal. Kalau caleg, tak ada yang kenal/tahu" kata Abas.

Di kampung sudah "gupyek" (ngomongkan) caranya memilih. Ada yang temannya caleg. Teman sekolahnya, dulu. Juga, ada yang putranya Kyai, nyaleg. Kyainya tahu, sering dengarkan pengajiannya. Tapi, anaknya yang nyaleg tak kenal.

Mau saya jawab: lihat gambar foto caleg, kertas suara caleg tak ada foto. Mau saya jawab: pilih nomornya, dalam kartu suara banyak nomor yang sama.

Saya juga tak punya alat peraga kartu suara. Mau dibayangkan, bayangan tak lengkap. Pemilu serentak  baru pertama. Itu pun akan, beberapa hari lagi.

Akhirnya, saya jawab: wis dilihat waktu coblosan nanti aja cak,  bagaimana, apa yang terjadi nanti.

Nggeh pun...
(GeSa)








Posting Komentar

0 Komentar