INFRASTRUKTUR UNTUK MANUSIA
Oleh: Gempur SantosoPembangunan bangunan atau infrastruktur apapun untuk kesehatan dan keselamatan manusia. Bangunan kota ditata rapi, mahal. Jangan lupa untuk manusia. Bangunan jalan halus, kuat, juga untuk manusia. Untuk semua manusia agar aman, nyaman, sehat dan selamat. Semua bangunan infrastruktur bukan sekadar data kuantitatif biar dapat wah (bukan sekadar meraih award prestasi lomba).
Walau saat ini manusia telah pandai membuat artifisial rekayasa. Jika tidak mempertimbangkan ekosistem, maka akan mencelakakan bahkan musibah mematikan manusia. Kebijakan/aturan pembangunan dg memperhitungkan ekosistem dan ambang batas manusia saat ini kurang menjadi priotitas.
Problem banjir tiap tahun di kota kota besar masih selalu mewarnai berita, masih terjadi. Sampah ber ton ton numpuk di jaringan sungai. Ini pertanda pembangunan belum memperhatikan ekosistem. Juga pengetahuan manusia tentang ilmu ekosistem masih lemah. Membuat kesadaran terhadap menjaga ekosistem alam lemah, tidak paham.
Pantai diuruk, rawa rawa diuruk, tambak tambak diuruk. Walau menggunakan teknologi, artifisial intervensi teknologi pondasi rumah/bangunan. Nyatanya membuat banjir, banjir rob tak terhidarkan tiap tahun dimana mana.
Pembangunan sebaiknya berdasar ilmu pengetahuan ekosistem, ilmu manusia atas keterbatansannya dan kemanpuannya (ergonomics). Agar manusia dan makhluk hidup dapat hidup aman, nyaman, tidak celaka. Ini sebagai kepedulian keberlangsungan (sustainable) kehidupan manusia, makhluk hidup lainnya dalam alam seisinya.
Keilmuan hukum alam lebih penting daripada hukum buatan manusia berorientasi kebendaan. Ecosyistem enviroment for sustainabality.
Pembangunan infrastruktur bukan dekadar wah wahan. Tetapi harus memperhatikan hukum alam, ilmu ekosistem (bukan sekadar selembar sertifikat Amdal).
(GeSa)
0 Komentar