INI PESTA PERMAINAN, BIAR YANG MAIN PEMAIN SAJA

Catatan:

INI PESTA PERMAINAN,
BIAR YANG MAIN PEMAIN SAJA

Oleh: Gempur Santoso
APENSOINDONESIA.COM


Beda pendapat diarahkan fitnah, dihukum. Dalam rangkaian pesta demokrasi. Kok kurang bijak. Itu memang muncul begitu saja saat pesta demokrasi.

Kalau pesta permaian, misal main kartu. Mesti akan saling muncul kata "curang". Justru makin rukun pren pren kabeh.
Kalau ancam mangancam jadinya gelut.

Mengapa?
Ya...memang pesta permaian.

Saat kita pesta. Makan atau minum hidangan. Boleh juga kan yg bilang rasanya enak atau tak enak. Sesuai rasa di lidah masing masing. Jika pihak katering dilindungi untuk menggugat yg  bilang "tidak enak". Tak bisa diduga, Pasti, banyak yg tak makan minum. Hidangan menjadi tak aseptebel...tiru boso elit....tak banyak yg suka. Atau terpaksa suka bilang "enak" atau diam getam.

Pemilu sudah dianggap pesta. Pemilu sudah dianggap permaian politik. Segala permaian, pasti ada tipuan (taktik). Jangan jujur menipu atau ditipu. Kalau bilang: itu seperti leher ayam sayur di atas pisau.

Saat permainan ngladedeni gugat menggugat penonton berpesta. Walau peluit segudang ditiup, juri segudang pun tak akan menemukan keadilan. Seperti udara panas, gerah. Aturan tak buleh kipas kipas. Pastilah aturan salah itu banyak yg melanggar.

Pernah di AS. Berapa boneka bentuk wajah presiden. Ditendang, ditonjok, ditempeleng, segala macam, oleh banyak orang lewat di tepi jalan. Mereka yang melakukannya tak di hukum. Itu memberi kesempatan pelampiasan rakyat kecewa. Sehingga puas, lega, mental jadi sehat.

Itu AS, di sini kan Indonesia. Tapi mengapa kalau nggak mua hukum model AS, kok pemilunya meniru model AS, pilsung, demokrasi bebas (liberal). Padahal kita punya sendiri demokrasi Pancasila.

Bisa bisa rungyam, tukaran.
Semoga yang konsipirasi besar besaran tidak mengganggu permaian.

Harap tetap jaga hawa nafsu.
Tetap bahagia di jalan yang benar.
Bukan bahagia di jalan yang sesat.

Demi Persatuan Indonesia.
Merdeka....!

Bohar25419