SEDERHANA

Catatan:

SEDERHANA

Oleh: Gempur Santoso

APENSOINDONESIA.COM

Nada saya agak protes, di facebook (fb). "Baju putih.....seragam: Arep coblosan, Opo, Arep Unas?" (saat ujian di sekolah termasuk unas biasanya siswa pakai seragam baju putih).

"Bhineka Tunggal Ika. Kok harus seragam putih. Klamben batik wae, banyak warna budaya Indonesia". Lanjut tulisan saya di fb.

Salah satu teman fb mengometari: "Setiap hari saya pakai baju putih....sederhana, gak mikir aksesoris dan kombinasi warna....(edisi belajar berfikir sederhana)".

Dia adalah ibu Nuniek Silalahi. Saya hormat beliau. Seusia ibu saya. Beberapa kali saya pernah ketemu. Memang dia berpakaian sederhana. Pantas. Energik, awet tampak seperti anak muda.

Saya jawab: Iya...bebas... Sesuai selera masing masing. Sederhana adalah puncak kecerdasan.

Tentu, sederhana tidak mesti putih, bisa juga batik, atau baju warna lain. Pantas, yang ada, tidak boros.

Ya memang, bisa sederhana dari hasil pemikiran jlimet menjadi sitematis dan mudah. Tidak semua orang bisa. Harus belajar.

Kesederhanaan. Sederhana. Bukan pelit. Bukan miskin. Bukan kekurangan. Bukan kumuh. Kesederhanaan adalah puncak akal.

Bisa sederhana, tidak mudah. Harus tahu hakekat. Tahu ilmu. Hakekat, enak tidur karena ngantuk. Hakekat enak makan karena lapar. Dan sebaginya.

Tentu harus tahu ilmunya makanan yang dimakan. Jangan sampai semua dimakan. Aktivititasnya apa, tergolong: ringan, sedang, atau berat. Usia berapa. Sehingga lemak, karbohidrat, protein berapa jumlah yg harus dimakan.

Kalau sulit ngitung. Cukup pedoman "Makanlah saat lapar, berhentilah makan sebelum kekenyangan".

Hidup dan berfikir sederhanalah agar bisa berbuat adil, dan mudah tercapai tujuan. Tidak boros, tidak berhamburan, tidak korupsi, tidak ditangkap KPK.

Ibu Nuniek Silalahi yang cantik, telah mengingatkan kita: belajar berfikir sederhana. Salam hormat.
(GeSa)