APENSO INDONESIA

header ads

DEMOKRASI BUKAN KONSPIRASI

OPINI:

DEMOKRASI BUKAN KONSPIRASI
Oleh: Gempur Santoso


Demokrasi. Definisi hakekatnya dari yakyat, oleh rakyat untuk rakyat. Memilih pemimpin dari unsur rakyat, yang memimpin adalah salah satu orang dari banyak maka dipilih oleh rakyat (manusia yang akan dipimpin). Untuk kepentingan rakyat.

Tentu akan menyimpang jika demokrasi dimaknai: dari rakyat, oleh rakyat, untuk kepentingan broker "pengusaha" ("cukong, bahaiman"). Jika ini terjadi, kepentingan rakyat terbaikan. Rakyat menjadi obyek kepentingan. Rakyat kurang mendapat perlindungan dan pelayanan dari pemimpin yang dipilih oleh rakyat itu sendiri.

Dari rakyat, oleh rakyat, untuk orang (sekelompok) orang lain. Ini bukan demokrasi tetapi konspirasi. Konspirasi, kongkalikong, kepentingan material (harta ataupun tahta/jabatan). Tetapi akhirnya bermuara kebendaan materialisme kapitalisme.

Perkembangan pergantian pemimpin. Demokrasi adalah konsep kini. Dulu, dalam cerita sejarah, pergantian pemimpin harus perang. Harus adu kekuatan otot "perang" fisik. Juga ada sistem kerajaan. Dinasti keturunan sebagai pengganti pemimpin.

Kini konsep lama telah ditinggalkan. Konsep musyawarah mufakat legislatif representatif rakyat, ditinggalkan pula. Demokrasi pemilihan langsung (pilsung) konsep terkini. Kerawanannya saat "wasit/panitia" pilsung ikut "bermain" dalam konspirasi, bukan hakekat demokrasi. Juga, saat "wasit" tingkat kepercayaannya lemah.

Ke depan dalam pergantian pemimpin, perlu konsep baru, yang tidak menimbulkan banyak korban manusia. Menemukan pemimpin dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakayat. Semoga...

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar