KORESPONDENSI GURU IMPOR TEMU GAGASAN BARU
Oleh: Gempur Santoso
Dalam bulan ramadhan pikiran positif kita bangun. Walau guru impor menambah deretan impor di negeri ini. Impor garam, impor bawang dan bahan makanan lainnya, impor motor, mobil, elektronik dan lain lain. Semoga guru impor menjadi positif, artinya dapat dipetik hasilnya.
Guru impor. Merupakan impor pola pikir, metode, prilaku, dan kecerdasan beserta orangnya. Guru impor tidak sebatas impor konsep dalam kertas yang kita pelajari sendiri. Dengar dengar guru impor diambil dari Jerman. Mungkin perkembangan selanjutnya juga dari negara lain.
Sebetulnya kita telah impor hasil teknologi dari Jerman. Misal: mobil, peralatan dan lain lain. Dulu, teori yang dibangun negeri kita bisa alih teknologi dari Jerman. Setelah puluhan tahun, ternyata alih teknologi dari Jerman kurang tampak. Jurtru yang tampak orang Indonesia (Prof. BJ Habibie) diimpor Jerman untuk mengembangkan teknologi Jerman.
Impor guru, orangnya berprofesi guru dari negara lain. Bisa akan alih konsep pendidikan negara lain (Jerman) ke negeri kitakah?. Akan menjadi ramuan baru pendidikan setelah guru impor diserap guru guru Indonesia. Bisakah?
Secara empiris bisa. Coba kita flashback cerita Kartini. Saat budaya kita tidak ada kesetaraan pria dan wanita. Seorang Kartini yang sering berkomunikasi maupun korespondesi dengan orang luar negeri (Belanda). Marie Ovink-Soer, istri seorang pegawai admistrasi kolonial Belanda di Jawa Tengah. Orang Belanda salah satu diantaranya banyak mempengaruhi hidup Kartini.
Secara lambat laun Kartini punya konsep (gagasan) memperjuangkan kesetaraan gender pria dan wanita di Indonesia. Emansipasi wanita. Wanita "tak terjajah" lagi oleh pria. Tulisan tulisan Kartini terkumpul dalam buku "Habis Gelap Terbitlah terang".
Jika sudah hadir para guru impor. Lebih tepatnya para guru luar negeri. Sebat kata impor lebih tepat untuk barang benda mati. Dengan harapan para guru Insonesia bisa berkommunikasi. Berkorespondensi. Menyerap konsep pendidikan teman teman guru luar negeri. Gabungan konsep pendidikan menjadi konsep baru untuk meningkatkan/mengembangkan pendidikan anak anak Insonesia.
Pepatah Jawa "putihnya beras karena bergesekan sesama beras". Bisa jadi seseorang semakin pandai karena bergesakan dengan orang lain/sesama orang yakni teman teman guru luar negeri.
Semoga....
(GeSa)
0 Komentar