APENSO INDONESIA

header ads

DEMOKRASI TUHAN BUKAN BENTUKAN AKAL AKALAN

OPINI
DEMOKRASI TUHAN BUKAN BENTUKAN AKAL AKALAN
Oleh: Gempur Santoao

Pepatah jawa "menang tanpo ngasorake, ngluruk tanpo bolo, sugih tanpo bondo, digdoyo tanpo aji". Terjemahan bebas "kemanangan tanpa ada yg merasa dikalahkan, menyerang tanpa pasukan, kaya tanpa harta, sakti/kuat tanpa kesaktian".

Pepatah Jawa di atas tampak bahwa kemenangan kemulyaan seseorang memang betul betul dari kehendak dan keridhloan dari Tuhan. Tidak ada orang lain yang tersakiti hatinya. Tidak ada orang lain yg menjadi korban atau dikorbankan. Berhati besar. Semua tercapai atas kehendak Tuhan.

Puncak tahta belum tentu menjadi kemulyaan seseorang. Justru menjadi beban, saat tahta itu diperoleh tidak sewajarnya, tidak atas keridhloan Tuhan. Mungkin keridhloan syetan.

Tetapi, manusia atas nafsunya. Kepandaian seseorang dalam taktik politik, untuk merebut  tahta bisa dibentuk.

Seperti cerita Ken Arok menjadi raja. Merupakan taktik politik yang harus menelan korban. Ken Arok membunuh Empu Gandring yang membuat senjata keris. Keris itu dipinjamkan kepada Kebo Ijo. Oleh Kebo Ijo yang suka pamer, keris dipamerkan ke semua orang. Masyarakat tahu bahwa Kebo Ijo punya Keris bagus.

Oleh Ken Arok, keris yang dipinjamkan ke Kebo Ijo dicuri oleh Ken Arok. Esok harinya ada Raja wafat. Di samping jenazah raja ada keris berlumuran darah yang biasa dipakai Kebo Ijo. Akhirnya Kebo Ijo menjadi terdakwa, ada bukti kerisnya di samping jenasah raja. Kebo Ijo dihukum mati.

Dalam membunuh raja, Ken Arok kongkalikong dengan istri raja yg wafat. Istri raja jatuh cinta pada Ken Arok. Akhirnya Ken Arok diangkat jadi raja, menggantikan raja yang wafat yang sebetulnya dibunuh oleh Ken Arok sendiri. Itulah cerita singkat Ken Arok jadi raja yang dibentuk oleh taktik politik Ken Arok sendiri. Tetapi, Ken Arok pun wafat dibunuh oleh anak raja saat sudah besar dan tahu peristiwanya.

Bunuh membunuh sampai 7 turunan. Sesuai sabda Empu Gandring sakaratul maut dibunuh Ken Arok. Kekurangajaran Ken Arok, pesan keris sudah tidak membayar, yang membuat malah dibunuh. Itulah alkisah singkat Ken Arok merebut tahta yang dibentuk dengan taktik politik.

Dalam pepatah Jawa di atas tidak mengajarkan mendapat tahta harus dengan menyakiti atau mengorbankan atau membunuh sesama manusia.

Bahkan Islam pun tidak mengajarkan perebutan kekuasaan dengan kejahatan, taktik politik mengorbankan manusia. Islam mengajarkan tahta atau jabatan adalah amanah. Tuhan akan memuliakan manusia sesuai dengan ilmunya. Tentu saja ilmu yang diamalkan.

Semoga demokrasi tidak mengarah pada taktik politik Ken Arok. Banyak korban manusia. Semoga demokrasi tanpa kecurangan yg kita harapkan. Murni amanah Tuhan. Tahta betul betul kemulyaan atas ilmunya, bukan bentukan akal akalan.

GeSa

Posting Komentar

0 Komentar