APENSO INDONESIA

header ads

TERPAKSA BERIBADAH

Bagian 36 - Bersambung:

TERPAKSA BERIBADAH

Oleh: Agung Santoso
Director of Religious Education
APENSOINDONESIA.COM


  Bismillahir rahmanir rahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, kaum muslimin dan muslimat dimana saja penjenengan berada, bulan suci Ramadhan segera tiba.

     Jika kita akan kedatangan tamu apalagi itu tamu dari jauh dan tidak pernah ketemu lama, tentu kita siapkan cukup matang, mulai jamuan makanan, minuman sampai pada oleh-oleh yang bakal kita berikan. Apalagi tamu istimewa, bulan suci Ramadhan kita diperintahkan mempersiapkan diri dengan baik agar semua keistimewaan itu dapat kita raih secara maksimal.

       Kaum Muslimin dan Muslimat, mari mulai sedikit kita tanggalkan semua urusan dunia. Apakah itu organisasi, rapat-rapat, pertemuan-pertemuan yang berorientasi pada uang dan uang, kemudian kedudukan karena semua tak kekal. Yang bisa kekal dan bisa mendampingi kita untuk bekal pertanggungjawaban kepada Allah adalah ibadah di bulan Ramadhan.

      Yang sudah terbiasa mengurus dunia mulai pagi sampai malam, sedang ibadah sebagai pelengkap, berat rasanya kadang-kadang merasa terpaksa melakukan ibadah, bukan sebuah kesadaran tinggi, itupun kalau dilakukan, seperti shalat hitungan waktunya masih kalah jauh dengan kita ketika berjam-jam harus melakukan sesuatu yang hubungannya dengan harta dan tahta. 

       Menyinggung masalah pelaksanaan Ibadah, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengangkat topik Terpaksa Ibadah yang dituangkan dalam buku Kitab Nasihat.

        ORANG yang bertakwa tidak memaksakan diri untuk beribadah kepada Allah, karena Ibadah telah telah menjadi perangainya. Lahir-Batinnnya menyembah Allah tanpa terpaksa.

          Sedangkan orang munafik, selalu pura-pura dalam setiap halnya, terlebih dalam beribadah kepada-Nya ia pura-pura melakukakannya secara lahir, namun meninggalkannya secara batin. Tidak mampu memasuki  pintu orang-orang yang bertakwa. (36-bersambunng).👍

Agsa

Posting Komentar

0 Komentar