Opini:
ADAPTASI PADA KEBURUKAN ADALAH KEBENARAN "SALAH KAPRAH"
Oleh: Gempur Santoso
Salah kaprah, itu adaptasi terhadap yg salah tapi dilakukan, karena dianggap benar. Kecurangan, bisa dianggap benar, tapi kebenaran 'salah kaprah'.
Disiplin, itu adaptasi terhadap ketertiban, dilakukan, karena itu yg dianggap benar. Seperti wdhlu harus tertib rukun wudhlu, jika tidak maka wudhlunya batal. Ini kebenaran sesuai nilai, norma syariat agama.
Adaptasi pada kebenaran "salah kaprah", termasuk exhausted. Atau bisa disebut kebenaran yg tidak lazim. Kebenaran yg sudah tidak sama dg kebanaran secara umum. Tidak sesuai nilai norma atau budaya. Justru, jika tidak menjalankan kebenaran "salah kaprah" merasa dosa atau divonis dosa.
Pencuri residivis. Mengganggap mencuri itu wajib, dilakukan, dianggap benar. Sebab kalau "tidak mencuri" tidak bisa mendapat rejeki. Tidak bisa makan dan sebagainya. Agar bisa hidup maka harus mencuri. Pembenaran pencuri residivis spt itu adalah pembenaran 'salah kaprah'. Tentu yg lain banyak dirugikan.
"Kemenangan" permainan atau bermain harus curang, kalau tak curang akan menjadi kalah. Itu adalah adaptasi terhadap kebenaran 'salah kaprah'. Adaptasi kecurangan dianggap benar adalah kebenaran 'salah kaprah'. Jujur dianggap salah dan dosa. Jujur kalah dianggap teori salah. Curang menang dianggap dalil yg benar. Padahal nilai norma agama yg benar adalah harus jujur dan taqwa.
Semoga kita kembali pada kenikmatan yg benar di jalan yang benar. Bukan, kenikmatan di jalan yang salah atau kebenaran 'salah kaprah'.
Semoga bangsa Indonesia mendapat hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa....aamiin yra.
(Gesa)
0 Komentar