Oleh: Gempur Santoso
Kompetisi atau bertanding. Pada akhirnya ada yang kalah ada yang menang. Untuk bertanding dibentuklah petarung petarung yang kuat. Bahkan, ada yang menggunakan berbagai cara, pokoknya menang. Tentu pendidikan kita tidak mengarah menjadi petarung seperti gladiator.
"Menang tanpo ngasorake" (menang tanpa ada yang dikalahkan atau tidak ada yg merasa dikalahkan). Itu menandakan kemenangan atas kemampuan (potensi). Pedidikan memberikan kesempatan peserta didik mengembangan potensi diri. Potensi apa saja?
Dalam mendidik, potensi peserta didik yg dikembangkan adalah: daya nalar, daya qolbu, dan daya hidup. Tiga daya itu sudah ada bibit dalam masing masing anak didik. Potensi itu dididik agar tidak berkembang liar.
Nalar dididik dengan belajar agar tahu kebenaran ilmu, berfikir positif, dan bisa berfikir. Berfikir menggunakan otak. Tetapi tidak semua otak memiliki kemampuan berfikir yang kuat/masuk akal. Jadi belajar itu latihan berfikir, agar kuat berfikir masuk akal. Bukan dogmatis. Dogma itu setuju tidak setuju, mau tidak mau wajib diterima, tidak perlu mengolah pikir. Bahkan tidak boleh protes.
Daya qolbu. Itu adalah rasa. Ada dalam hati. Hati nurani juga hati sanubari. Qolbu perlu belajar, agar memiliki kehalusan/kelembutan hati. Hati yang lembut adalah hati yang cerdas. Itu perlu diasah/dilatih. Pendidikan berwajiban mendidik qolbu. Sesuatu yang tak dapat dibaca dengan panca indra kasat, hanya bisa dibaca oleh manusia yg memiliki ketajaman/kelembutan hati. Belajar qolbu akan menguatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
Daya hidup. Hidup adalah bergerak. Bergerak memerlukan otot rangka. Masa perkembangan anak wajib dilatih otot rangka termasuk persendiannya. Agar sehat kuat fisik. Berlatih olah raga dengan gizi cukup dan seimbang. Cukup kecerdasan, cukup kelembutan hati, sehat kuat daya hidup semakin bagus menjadi mampu hidup yg terdidik.
Pendidikan akan maju terletak pada guru yg terdidik, administrasi pengeloalan pendidikan dari manusia terdidik, dan peserta didik telah terdidik.
Pendidikan bukan sekadar angka angka nilai. Pendidikan adalah belajar mejadi manusia utuh berakhlak mulia.
Jika pendidikan berhasil mengembangkan daya nalar, daya qolbu, daya hidup (kognitif, afektif, pesikomotorik). Tidak akan muncul gladiator gladiator, petarung petarung, bertanding bertanding, demo demo pemaksaan pokok e menang.
Pendidikan oleh manusia untuk manusia mengembangkan potensi diri yang telah diberi Tuhan, Agar tidak liar.
(GeSa)
0 Komentar