Catatan:
Selamat Hari Lahir Pancasila
PERLU REFRESH PEMAKNAAN IMPLEMENTASI PANCASILA
Oleh: Gempur Santoso
APENSOINDONESIA.COM
Memang Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia sudah final. Tetapi, pemahaman Pancasila yang dimiliki seseorang memiliki pemahaman bertingkat dibanding yg lain. Pemaknaan implementasi Pancasila dalam kehidupan dianggap salah. Bahkan dianggap tidak Pancasila. Belum tentu. Sebab kemampuan orang paham terhadap sesuatu itu berbeda beda tingkatannya, termasuk dalam memahami Pancasila. Hal itu sesuai ilmu pengetahuan masing masing.
Pernah ada kekhawatiran adanya ideologi selain Pancasila yang menyusup dalam perguruan tinggi. Hal itu menjadi serius, perlu dicegah.
Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia bersifat universal. Sebab Pancasila digali dari filsafat kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Dalam bermasyakat saja antar komunitas masyarakat sudah berbeda. Dan, perbedaan itu hakiki.
Ketuhanan Yang Maha Esa. Itupun implementasinya sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Berbeda-beda agama dan keyakinan. Dalam satu agama dalam memaknai Tuhan pun berbeda. Bahkan setiap orang memiliki ketauhidan/ketaqwaan (Ketuhanan) tingkatnya berbeda-beda. Tetapi setiap orang pasti mengakui adanya "causa prima", (sangkan paraning dumadi), Tuhan. Mengakui ada Tuhan Yang Maha Besar, pencipta manusia. Asal usul manusia dari Yang Maha Pencipta Segalanya.
Dalam 5 sila Pancasila saling terkait yang tidak terpisahkan. Manusia berTuhan secara vertikal. Kemudian, secara horisontal dalam hubungan sesama manusia harus berperikemanusian. Wajib memanusiakan secara manusia. Memperlakukan manusia secara adil dan beradab. Bukan secara biadab.
Kita dilahirkan di dunia pada ketepatan waktu bersamaan. Kita perlu bersatu. Perlu rukun. Kita belajar terus untuk hidup besama. Agar harmonis. Hanya dengan kerukunan atau persatuan kita bisa lebih mudah sampai pada tujuan. Saling tolong menolong untuk meringankan hidup. Sebangsa utuh dalam suatu negara Indonesia. Tercermin dalam "Persatuan Indonesia".
Dalam suatu komonitas. Dari tingkat kecil sampai tingkat besar (negara). Secara alamiah manusia pasti mebutuhkan pemimpin. Pemimpin dipilih secara hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Negara yang luas dan banyaknya penduduk, diperlukan permusyawaratan perwakilan. Sehingga menemukan pemimpin yang capable, asebtable, ngayomi rakyat yang dipimpin. Pemimpin yang bijaksana.
Peran pemimpin sangat penting. Kebijakan pemimpin sangat mempengaruhi kemajuan negara utamanya kesejahteraan rakyat. Pemimpin yang bijaksana akan menimbulkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ideologi Pancasila. Berbagai manusia di dalamnya memiliki tingkatan pemahaman. Perlu terus menerus dipupuk secara periodik menuju idealis (kebaikan) sama dalam tingkat perbedaan. Kesamaan gerak langkah pemahaman Pancasila menjadikan karakter dalam membangun bangsa (nation and character building). Semoga.
(GeSa)
0 Komentar