Catatan sosial bisnis:
TIPTOP JADI BER-HARGA
Oleh: Gempur Santoso
Ban mobil bocor halus. Tiap hari nambah angin. Sambil isi bensin di SPBU, ditembelkan di situ. Tembel cubles. Tidak ribet, cepat murah.
Kali ini tembel cubles tidak mau nembel. Sebab ban bocor agak ke sisi samping ban roda. Eman katanya. Disarankan ke tukang tembel tip top.
Memang tembel cubles/tubles, lebih cepat, tidak lepas roda. Murah cuma Rp. 20 ribu. Kelemahannya, pada jangka waktu tertentu bocor lagi di tempat yg sama. Ditembel cubles lagi. Sering dicubles, lower (apa bahasa Indonesiaanya, mungkin "bengkak"). Tidak bisa ditembel cubles lagi, walau batik ban masih tebal.
Ikut saran tukang tembel cubles mangkal di SPBU. Kami cari menuju tukang tembel ban tip top. Ketemu di jalan ngagel jaya. Ternyata cepat juga. Tukangnya trampil.
Roda dilepas. Ban dilepas dari pelek (velek). Diraba bagian dalam roda, cari yg bocor. Pada lubang bocor diasah (dikerok) dengan alat elektrik. Tip top diambil, bulat sekitar diameter 1,5 cm. Seperti stiker, ada plastiknya dilepas dari tiptop yg sudah mengandung lem. Ditempelkan pada yg ban bocor dari sisi dalam roda. Dipukul pelan pelan agar rapet lengket. Selesai, pasang, tarif Rp. 50 ribu. Lebih mahal Rp.30rb dibanding tembel tubles.
Tembel tip top laris, tukang tembel tak sendirian. Ada 2 orang tukang dalam satu kios tip top, kerja bareng, dalam waktu yg sama bisa ngerjakan 2 ban mobil.
Tembel tip top ternyata tip top yg biasa saya gunakan nembel bola volly atau bola sepak saat bocor. Dulu, waktu remaja di desa saya suka main volly atau sepak bola. Bolanya penuh tembelan tip top, murah. Saat di ban mobil jadi mahal. Kreatif
(Gesa)
0 Komentar