APENSO INDONESIA

header ads

DIALOG GARENG-PETRUK: MOS YANG EDUKATIF

DIALOG GARENG-PETRUK:

MOS YANG EDUKATIF
Oleh: Kris Mariyono
Direktor Jurnalisn
APENSOINDONESIA.COM



Musim anak sekolah masuk, tidak hanya menuntut kesiapan peserta didik namun juga menyita waktu orang tua terlebih anaknya masih duduk dibangku sekolah Dasar."Untung anak saya semata wayang masuk Sekolah Menengah Atas,jadi saya tidak begitu repot Truk " Ujar Kang Gareng kepada Petruk yang duduk disampingnya di Warung KPK (Kopi Pinggir Kali).

"Mie Kluntung asli Surabaya..hie..hie yang tidak untung saya..kang..diserahi ponakan masuk kelas Satu SD..ya harus Tut wuri handayani ..melok nututi  teko mburi...(mengikuti dari belakang)..bahkan sampai di depan kelas..."tutur Petruk penuh semangat membara.

"Lho Truk awakmu...kok sudah melanggar peraturan...apa kamu tidak membaca "Pengantar tidak diperkenankan masuk halaman sekolah"artinya pengantar hanya sampai di pintu gerbang" Jelas Kang Gareng sambil memandang tajam Petruk.

"Ketumbar beli di Gresik ...sabar diusik kang segala tindakan saya dapat dipertanggungjawabkan..saya masuk halaman sekolah saya lapor SecSchool (Security Sekolah)..bukan Pak Lurah..ponakan saya
antar sampai depan kelas karena anaknya terus bernyanyi..alias mmenangis minta terus didampingi ..apa saya salah Kang .." Beber Petruk tanpa basa basi. Kang Gareng mendengarkan ucapan Petruk penuh khidmat hingga membawa matanya mengkatup-katup berakhir terkantuk.

"Gelodak-dak ..gedobrak..kelenteng.. teng " suara yang mengagetkan Kang Gareng dampak tangan Petruk tidak sengaja menyentuh tumpukan kayu dan ember tembaga kuno yang ada dibelakangnya.

"Ada apa Truk..ramai ..rancak sangat suaranya" Kata Kang Gareng sambil memngusap-ngusap kedua  matanya.

"Aman..Aman ..orang terlalu individu ya anda ..Kang Gareng diajak Curhat tambah asyik mengantuk" Tandas Petruk bernada tinggi.

"Wuallah Truk ..pohon buah chery   .mohon dipersori.. suerrr...tidak ada maksud bersikap Individu..kalau saya mau..sudah dari dulu..ya namanya mata sudah berat apa lacur tidak mungkin menolak tamu kantuk..pengobat  kekesalan hati meski tidak sebesar bebanmu" Ungkap  Kang Gareng sembari tertunduk.

"Kang jangan suka menunduk, bersikaplah secara tegar dan hadapi persoalan hidup ini dengan DUIT..pasti siptul .." Cetus Petruk penuh optimis."DUIT..DUIT.. lagi ..saya ini bingung memikirkan anak  saya yang sedang MOS " Kata Kang Gareng yang kini matanya berkaca-kaca.

"DUIT  ..bukan Duit untuk transaksi perdagangan dan per-utangan tapi makna yang lain  D-Doa,U-Usaha,I-Ikhtiar,T-tawakal, terus apa masalahnya  Kang " Beber Petruk sambil tersenyum simpul.

"Masalahnya ya anaku yang lagi ikut MOS peraturannýa tidak boleh menyulitkan dan menyusahkan peserta didik baru ..harus edukatif,tapi prakteknya ya masih membuat peserta didik dan orang tua kebingungan " Ujar Kang Gareng sembari mencontohkan adanya tugas yang kadang memberatkan seperti peserta didik disuruh membawa pohon pisang Ambon.

"Selain disuruh membawa pohon pisang Ambon,Ember mohon dikasih tali Rafia
lorek,Hijabnya mohon dihiasi peniti berwarna..lha ajur ..jadi sore ..pulang MOS Anak saya sudah harus siap perlengkapan MOS yang aneh-aneh apa tidak bingung ..haha haha " Tambah Kang Gareng dengan ekpresi serius.

",Itu bagian Kreatifitas, dan kedisiplinan kang ..ya memang perlu pengorbanan pikiran sedikit,dan lebih ringan dibanding  pelaksanaan tahun -tahun sebelumnya  " Kata Petruk bernada petuah.

"Ya memang ringan tapi jangan menyulitkan dengan properti..yang kurang mendidik..ya tidak menyalahkan panitia..lha panitianya Kakak kelas yang dulu pernah merasakan MOS...kembali ya pihak Guru harus ekstra pengawasan dan pemantauan...ingat  lho Truk..masyarakat digital itu tambah kritis..contoh ya seumpama ada perintah pesert MOS putri..rambutnya harus dikuntit 25 ..begitu..terus diviral ..dengan berbagai alasan negatif...bagaimana ..menjadi berita gaduh ..yang kena siapa ...apa tidak Sekolahnya" Urai Kang Gareng tentang persoalan MOS .

"Ya Kang Siptul...MOS di era digital harus dilaksanakan sesuai proporsinya dan harus yg benar edukatif..meski namanya diganti Masa Perkenalan   lingkungan  Sekolah (MPLS) ...tetap harus Menyenangkan Program Lingkungan Sekolah...tidak boleh menyulitkan peserta termasuk ortu" Imbuh Petruk.

Km

Posting Komentar

0 Komentar