APENSO INDONESIA

header ads

DIGARUK-DIALOG GARENG-PETRUK: SAYANG ANAK -SAYANG ANAK


DIGARUK-DIALOG GARENG-PETRUK:

SAYANG ANAK -SAYANG ANAK
Oleh: Kris Mariyono
Director Jurnalism
APENSOINDONESIA.COM


Kang Gareng terlihat cerah setelah mengalami kegerahan berpikir untuk anaknya yang semata wayang diterima di dekat rumahnya. Kang Gareng mengalami kebingungan saat anaknya terlempar tidak diterima di SMPN 1059 yang lokasinya tidak jauh dari rumah sekitar 475 meter.

"Gara-gara sistem Zonasi anak saya tergesa oleh calon siswa yang rumahnya 375 meter meski nilainya lebih rendah dari anak saya,karena adanya rasa sayang anak yang sangat besar, kami berunjuk rasa ke Lembaga Pendidikan yang berkompeten..berusahalah kebijakan penambahan pagu maka loloslah anak saya" Kenang Kang Gareng yang berupaya menenangkan pikiran dengan berkonsoltasi dengan
Dokter.

"Memang Badai biarlah berlalu,tapi kadang juga datang lagi,contohnya setelah diterima di SMPN ...persoalan Seragam ..sebenarnya sudah masuk bantuan dana daerah ..tapi ya ada sekolah yang belum memahami ketentuan justru masih memanfaatkan kesempitan ." Tandas Petruk yang ikut bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan anak Kang Gareng .

"Saya tidak tinggal diam jika anak kang Garileng diperlakukan tidak adil ..dan lembaga pendidikan harus memberikan pelayanan yang bijak ..kalau ingin mengetrapkan sistem zonasi..." Tambah Petruk penuh semangat.

"Persoalan diterima melalui sistem zonasi sudah lewat,sekarang persoalan janji fasilitas sekolah" Ungkap Kang Gareng yang merasa bingung adanya program seragam gratis.

"Kang tidak perlu bingung kalau bingung bajunya dibalik saja ..hahaha..sudah ada dana Bantuan Pendidikan termasuk Seragam..apalagi yang dipersioalkan ..semuanya sudah dibantu dan ditata..masih kurang enak...berati kurang puas ...hahaha" Tandas Petruk penuh canda.

"Truk beli jam tangan dari Kanada ..dilapangan.berbeda ...ada yang betul -betul ..Tuntis...tuntas gratis ...tunbat ...
tuntas terlambat..hahaha ..tunmas..tuntas masalah...kenapa intruksinya seragam gratis tapi masih harus bayar dan ada pungutan ..liar lagi..apa itu tidak ..tunbat...ee tunmat..." Keluh Kang Gareng sembari matanya berkaca-kaca meski tidak pakai kaca mata.

"Ya Kang Gareng memang realitasnya begitu tapi ya tidak semua sekolah ..ibarat buah satu pohonnya ada yang matang,
ada yang muda ada yang busuk..mohon dipermaklum" Kilah Petruk sembari menggerak-nggerakan kakinya karena lantainya banyak semut.

"Truk sebenarnya tidak ada istilah ibarat pohon namanya kebijakan itu yang harus menjadi Komitmen ..bukan harus dipermainkan..kalau tidak boleh menarik dan memungut ...ya sudah jangan berdalih apapun" Urai Kang Gareng yang merasa pusing mengurusi anaknya yang masuk SMPN.

Menurut Petruk masyarakat dan lembaga Pendidikan harus sama-sama berkreasi dan berinovasi secara optimal. "Sayang anak..anak sayang harus tetap diperhatikan dan jika harus berbeda dalam menempuh proses belajar mengajar antara swasta dan negeri harus ada relasi yang jelas" Tegas Petruk yang pernah Anggota Dewan Pengasuhan Anak (DPA) Wilayah Karangkedempel Timur.

"Ya Truk jelas itu penting pasalnya virus tidak jelas akhir-akhir ini tidak berseliweran di lembaga Pendidikan" Pangkas Kang Gareng sembari berharap dunia pendidikan lebih transparan dan maju.

"Wuaajing,....wuaahjing..wuahjikkkk..wuahjing" suara bersin dari Kang Gareng yang cukup menyentak bak...halilintar di gerimis sore hari.

"Kang kena apa ...kurang minum
Ya..Kok versin...e bersin saja" Kata Petruk sembari memandang Kang Gareng.

"Ngawur saja kalau sudah bersin terus begini ..tandanya kurang dana segar .." Ujar Kang Gareng sambil berjalan dan berolahraga mulut.:Wuaahjing...wuaaajikkkk..


Km



[ ]

Posting Komentar

0 Komentar