APENSO INDONESIA

header ads

INSTROSPEKSI PASCA RAMADHAN, MENUJU IDUL QURBAN

Lentera:



------------------------------------------------------
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
saudaraku sesama muslim yang terhormat distribusi kajian ttg keilmuan agama yg kami ambilkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penjabaran Rukun Islam dan Rukun Iman termasuk nasihat dari para ulama besar dalam Kitab Nasihat sempat terhenti pada tgl 23 Juni 2019 karena ada evaluasi, dan kini hadir lagi dengan waktu dan materi yg akan di atur sedemikian rupa.Demikian sapaan kami pg ini, silakan mencermati dgn seksama, nuwun.
------------

INSTROSPEKSI PASCA RAMADHAN, MENUJU IDUL QURBAN
Oleh: Agung Santoso
Director Education
APENSOINDONESIA.COM

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, kaum muslim yang terhormat, kami hadir kembali per satu juli 2019 di hadapan anda, dalam rangka mengajak menuju kebajikan, meninggalkan perkara yang tidak baik atau merugikan kita. Bukankah kita hidup kekal setelah mati, dengan pilihan masuk surga atau neraka?

Pembaca medsos yang selalu ingin mendapatkan pahala dari Allah SWT, judul tersebut di atas sengaja kami angkat, mengingat Firman Allah SWT dalam Surah 51, Az-Zariyat, ayat 56 : ‘’Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.’’

Pembaca medsos dalam kapasitas pribadi atau dalam bentuk lainnya hari ini senin, telah memasuki 1 Juli 2019. Puasa Ramadhan yang telah kita lalui, kita harapkan bertemu kembali tahun depan 2020, jika Allah menghendaki. Mari kita Menatap persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah Idul Qurban yang jatuh Agustus 2019 mendatang.

Banyak keilmuan agama kita dapat selama ini dari berbagai sumber, mulai dari majelis taklim, literasi buku, yoo tube, video, kiriman melalui tulisan whatshapp, facebook, instagram dari berbagai ustad, haji, kiai haji, tokoh-tokoh agama hanya sebatas keilmuan . Selanjutnya kembali kepada pribadi masing-masing, karena agama butuh implementasi bukan sekadar teori yang kita ingat dan kita catat menumpuk-numpuk di otak kita.

Sebelum menyinggung Idul Qurban, mari kita instropeksi pasca ramadhan 1440 H. Pertanyaannya dengan berputarnya waktu tiap hari 24 jam, mulai matahari terbit hingga terbenam kembali, apakah kita sudah lebih mendahulukan kepentingan agama di atas kepentingan duniawi.

Ketika seorang ustad mengingatkan kepada anak didiknya tentang sholat, memberi motivasi secara bertahap. Pertama : Jangan sampai meninggalkan Sholat Fardhu. Kedua : Kalau sudah tidak meninggalkan Sholat Fardhu, tingkatkan menjadi sholat tepat waktu. Ketiga : Kalau sudah tepat waktu tingkatkan menjadi sholat yang khusyuk.

Ini baru sholat Fardhu, lalu bagaimana sholat Sunnah Rawatib yang mengikuti Sholat Wajib.Kemudian bagaimana Sholat sepertiga malam, Tahajud. Ingin tambahan pahala sekaligus mewujudkan Firman Allah dalam Surat 51 ayat 56 tersebut, selanjutnya ditambah dengan sholat-sholat Sunnah yang dicontohkan Rasulullah, yakni Sholat Dhuha, Tahiyatul Masjid, dan sholat Sunnah yang lain sesuai contoh nabi kita.

Jika kita melakukan sholat Fardhu 17 Rakaat, Sholat Sunnah Rawatib 12 Rakaat dan Sholat Tahajud 11 rakaat, maka jumlahnya menjadi 40 Rakaat. Hal ini belum sebanding jika kita hitung nikmat Allah mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Apalagi kita yakin yang akan di tanya oleh Allah SWT nanti pada saat di hisab berkenaan dengan Ibadah Sholat.

Ibadah Sholat dengan 40 rakaat seperti rincian tsb diatas maka kita harus yakin untuk memperkuat Aqidah kita dalam menghadap godaan setan dan godaan manusia untuk mengarungi kehidupan dunia yang hanya tiga godaan, yakni Harta, Tahta (Kedudukan), Kekuasaan dan Wanita.

Setelah sholat, tentu kita akan mengoreksi diri tentang ibadah kita yang lain, seperti zakat, puasa, sedekah, infaq, memperhatikan anak yatim dan orang-orang miskin. Dan perlu kita tingkatkan dengan amal ibadah lain sesuai dengan perintah Allah dan contoh Nabi melalui hadits-hadits yang shahih. Kalau kita bekerja diperintah oleh pimpinan supaya meningkatkan kinerja, kita harus adil dengan urusan agama. Disaat kita lagi ada masalah tentu jalan terakhir mohon pertolongan Allah, bukan pimpinan.

Para pembaca yang setia, coba kita bagi waktu mulai Sholat Subuh hingga menjelang tidur , berapa prosentasi untuk agama dan berapa prosentasi untuk dunia. Berapa persen kita mempelajari ilmu agama dari berbagai sumber dibanding urusan pekerjaan.Ketika kita mati, kita akan ditanya syiar apa yang kamu sampaikan di cela-cela kamu bekerja sebagai pimpinan atau karyawan sesuai jabatan yang melekat.

Tentu tidak akan ditanya hartamu berapa nllainya, tapi sebaliknya sumber hartamu dari mana, dan kamu gunakan untuk kepentingan agama berapa persen? Mari kita coba sahabat-sahabat nabi yang total menguras hartanya untuk kepentingan agama. Sungguh amat banyak jika kita koreksi soal dunia, di berbagai surah di Al-Quran, Allah SWT berulangkali mengingatkan JANGAN TERTIPU KEHIDUPAN DUNIA.

Koreksi diri pasca ramadhan 1440 harus total karena urusan dengan Allah, bukan dengan pejabat tinggi, atau selevel Presiden Amerika, Rusia dan sebagainya. Allah yang memberi kita SEGALANYA.

Sementara itu, Idul Ourban kian dekat, yakni Agustus 2019 mendatang, mari kita sungguh-sungguh mengagungkan Hari Raya Qurban. Kalau orang mampu beli kambing lebih dari satu, jangan punya perhitungan eman-eman cukup satu, karena yang dinilai oleh Allah bukan darah dan dagingnya, tetapi kesungguhan yang dibuktikan dengan iman dan taqwa.

Kita harus adil ketika kita punya uang lebih diberi oleh Allah kita beli mobil, rumah, pakaian, dan segalanya yang tidak ada urusan dengan agama, tapi ketika kita dihadapan dengan Qurban, kita tidak total bahkan perhitungan, ‘’Saya sudah Qurban disini kok, saya sudah Qurban di situ kok, pendek kata sangat perhitungan dengan urusan agama, lupa kalau itu diuji oleh Allah bagaimana keikhlasan dan kesungguhan dalam menegakkan Kalimat Allah SWT.(seri 84-bersambung, 1 Juli 2019)

Agsa

Posting Komentar

0 Komentar