APENSO INDONESIA

header ads

TEKNOLOGI PAKAN BUATAN: Jagung Sintetis Microba



TEKNOLOGI PAKAN BUATAN: Jagung Sintetis Microba

Oleh : Yitno Utomo
Director Informasi Teknologi

APENSOINDONESIA.COM ----- "Halo Pak Tani...." dengungan khas acara TVRI yang tiap rabu pagi tayang LIVE di stasiun televisi pemersatu bangsa ini, setiap pukul 09.00 sampai dengan 10.00 WIB terdengar merdu dengan lagu khas jawa tempo dulu. Kali ini pembawa acara cantik Herma harus membuka mata dan mengorek data tentang temuan baru dari dosen FMIPA program studi Biologi Unipa Surabaya, tentang : JAGUNG SINTETIS MICROBA

Tak hanya Herma yang penasaran kernyitkan dahi, sayapun juga bingung campur penasaran takkala diruang rias yang berukuran 6x6 meter itu, tempat Herma dan narasumber dirias sebelum tayang live harus korek-korek data, kita mendengarkan toh belum juga paham, apa sih..jagung sintetis itu.

Akhirnya, jam 09.00 WIB tepat acara itu dimulai, di studio 1 tersebut kami mendengarkan Dr. Ir. Tatang Sopandi, M.P menerangkan secara detail hasil risetnya. Dimulai dari rasa keprihatinan beliau terhadap mahalnya pakan ternak pabrikan, yang dirasa sangat mencekik para petani unggas, sehingga perlu dibuat teknologi buatan, subtitusi dari pakan yang beredar di pasaran. Jagung sintetis microba, sebenarnya makanan pengganti yang kadar gizinya mirip JAGUNG ASLI, namun dibuat dari SEKAM PADI, UREA dan MOLASES Sehingga hasil akhir laboratoriumnya menunjukkan nilai setara jagung.

Informasi tidak boleh berat sebelah, atau sekedar satu arah. Pengguna teknologi pakan buatan ini juga dihadirkan sebagai narasumber untuk memberikan testimoni. Kiki Arifirmansah yang peternak ayam pedaging dari desa Kalikatir Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto memberikan informasi secara gamblang, setelah menggunakan pakan "Jagung Sintetis" ini beliau diuntungkan sekitar 30% dari 100% kebutuhan pakan tiap satu periode panen. Perbandingan 7:3 (pakan pabrikan 7 kuintal dengan jagung sintetis 3 kuintal) terasa sangat membantu, karena beliau bisa saving keuangan kurang lebih 2,5 juta dari kebutuhan pakan secara keseluruhan. Mas Kiki yang diberikan pelatihan langsung ini oleh tim program studi biologi, merasa mudah dan cepat bisa untuk membuat pakan buatan ini.

Dr. Tatang juga menjelaskan bahwa hasil uji Palatabilitas yaitu tingkat kesukaan yang ditunjukkan oleh ternak untuk mengkonsumsi suatu bahan pakan yang diberikan dalam suatu waktu tertentu, menunjukkan memang awalnya unggas mengalami tingkat stress yang tinggi akibat pergantian pakan yang dikonsumsi, namun dengan mengganti pola pengaturan pakan, seperti 25:75 (jagung:pakan biasa) diubah 50:50 (jagung:pakan biasa) ditingkatkan lagi 75:25 (jagung:pakan biasa) merupakan strategi efektif agar perubahan tingkat palatabilitas menjadi lebih baik, dan akhirnya bisa mencapai 100% menggunakan pakan jagung sintesis microba.

Tidak hanya di studio yang penasaran atas temuan tersebut, diluar pemirsa TVRI juga banyak memberikan respon dengan menelpon secara interaktif ke studio. Dari Mojokerto, Jombang, Sidoarjo yang rata-rata pemilik ternak unggas, banyak yang menanyakan tempat penjualan dan kapasitas produksi saat ini. Mengingat ini hasil riset dosen yang belum dilakukan produksi masal, maka Dr. Tatang hanya berani menjanjikan akan memberikan pelatihan di homebase-nya yaitu Laboratorium Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, dan kelanjutannya memang akan diserahkan kepada institusi dalam hal ini kampus untuk di patenkan dan dikembangkan.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 09.47 menit, dan tanpa terasa dialog interaktif ini mencapai batas akhir jam tayang, Herma meminta maaf kepada pemirsa karena tidak mampu menjawab semua keingintahuan para pemirsa TVRI, namun pembawa acara cantik ini menginformasikan nomer telepon yang bisa dihubungi sebagai call center untuk pemesanan, informasi dan pelatihan pembuatan Jagung Sintetis Microba. Akhirnya dengan iringan gamelan gambang jawa gending "wiratmaya-mustokoweni" menutup segmen Halo Pak Tani episode kali ini. (YTV)

Posting Komentar

0 Komentar