APENSO INDONESIA

header ads

“ Menjadi Guru Dan Siswa Krearif Di Era Global “

Opini dan berita:

“ Menjadi Guru Dan Siswa  Krearif  Di Era Global “
Oleh: H. Banu Atmoko
Guru
SAHABAT APENSOINDONESIA.COM


Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berisi lebih dari 12.934 materi belajar. Portal ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendukung proses mengajar yang lebih interaktif di kelas. Portal ini juga dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan belajar alternatif, baik itu di dalam dan luar jam sekolah.

Di dalam portal Rumah Belajar terdapat sejumlah fitur menarik seperti Buku Sekolah Elektronik (BSE), Sumber Belajar dan Laboratorium Maya . Fitur Buku Sekolah Elektronik menjadi alternatif unuk para siswa yang tidak dapat membeli buku fisik, atau pun sebagai tambahan referensi acuan belajar selain dari buku yang telah dimiliki. Laboratorium Maya bisa digunakan secara online maupun offline. Laboratorium maya memberikan kesempatan kepada guru ataupun siswa untuk melakukan praktikum baik melalui internet secara langsung atau tanpa akses internet dengan cara mengunduh atau mendownload aplikasi laboratorium maya tersebut sehingga guru ataupun siswa dapat menggunakan laboratorium virtual ini dimana saja dan kapan saja.

Kelas maya adalah kelas yang diadakan di portal http://belajar.kemdikbud.go.id/kelasmaya. Nantinya guru akan membuat bahan ajar yang diupload di kelas maya dan siswa bisa mengikuti proses belajar mengajar secara virtual, dari rumah mereka masing-masing atau tempat manapun asal tersedia koneksi internet. Dalam Kelas Maya kemajuan proses belajar, dapat dipantau baik oleh guru, siswa, maupun orang tua.  Rumah Belajar ditujukan untuk siswa, guru, dan masyarakat luas, siapapun yang mau belajar.

Manfaat Rumah Belajar bagi siswa adalah sebagai sumber belajar virtual, pengembangan kreativitas dan data portopolio siswa. Bagi Guru sebagai sumber referensi dan pembinaan profesi guru.  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No.14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen).

Dalam mewujudkan cita-cita mulia pendidikan diera global ini, guru (baca: guru dan dosen) harus mampu menguasai teknologi komunikasi dan informasi sebagai sarana utama dalam proses pendidikan dan pengajarannya. Tentu sarana utama itu wajib dilandasi dengan sikap, pengetahuan (wawasan) dan keterampilan berstandar global.

Menurut penulis, tugas guru di era global ini harus mampu mewujudkan peserta didiknya  cerdas dalam hal, pertama, knowledge (pengetahuan). Peserta didik harus menguasai teknologi dan informasi, cerdas dalam inovasi dan kreatifitas serta mampu memahami nilai-nilai universal (lintas budaya).Kedua, attitude (sikap/perilaku). Dari sisi sikap atau perilaku, peserta didik harus selalu disiplin, dinamis dan fleksibel dalam bergaul, senantiasa mempunyai inisiatif dan proaktif dalam berbagai kondisi, inovatif dan kreatif dalam memecahkan masalah, mandiri (survive) dalam kehidupan serta berjiwa dan bermental wirausaha (entrepreneurship). Ketiga, skill (keterampilan). Keterampilan yang dimiliki peserta didik harus berbasiskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Informatika, Keterampilan yang Kompetitif artinya mampu bersaing didunia global atau keterampilan yang spesifik dan berdaya saing global ditunjang dengan kemampuan komunikasi yang multikultur.

Untuk mewujudkan peserta didik yang cerdas berstandar global baik pengetahuan, sikap dan keterampilannya, maka gurupun selain cerdas juga harus kreatif dalam proses pembelajarannya. Guru harus segera melakukan perubahan yang masif dan signifikan dengan senantiasa meningkatkan kompetensi yang multiskill dan menguasai teknologi komunikasi serta informasi secara mandiri dan revolusioner.

Oleh karenanya dibutuhkan perubahan mindset dan paradigma terhadap proses pembelajaran saat ini. Kenapa mindset  karena menurut John C. Maxwell, mindset-lah yang menentukan tindakan (perilaku), kebiasaan (habit), karakter (watak), kepribadian, dan masa depan seseorang. Menurut penulis, setidaknya terdapat tiga mindest yang harus dimiliki oleh guru kreatif diera global adalah, pertama, think and action positive. Senantiasa berfikir dan bertindak positif terhadap situasi dan kondisi apapun. Tidak mudah atau tidak gampang menyalahkan dan tidak mudah atau tidak gampang marah. Kedua, dare to fail. Berani gagal, selalu mencoba sesuatu yang baru, selalu berani mengambil resiko  dan pantang menyerah. Ketiga, focus. Selalu fokus, serius dan sungguh-sungguh dengan peluang, peluang dalam mencari ide dan gagasan kreatif, peluang dalam mencapai hasil, peluang dalam meraih cita-cita atau target.

Setelah mengubah mindset, sederhananya tiga hal menurut penulis yang harus dilakukan oleh guru agar menjadi guru kreatif di era global yaitu sebagai berikut: Pertama, reason. Tanamkan minimal lima alasan terkuat kenapa memilih profesi sebagai guru? Atau kenapa harus menjadi pendidik? Jawab minimal dengan lima alasan terkuat dan jadikan alasan terkuat itu sebagai sumber inspirasi dan sumber motivasi agar menjadi guru yang cerdas, kreatif dan inovatif. Kedua, be creative. Jadilah guru kreatif dengan melakukan dua hal yaitu Thinking In Certain Way and Action In Certain Way.  Senantiasa berfikir dengan cara tertentu dan senantiasa mengerjakan atau melakukannya dengan cara tertentu pula. Berpikir dan bertindak dalam mengajar atau mendidik dengan cara-cara yang unik, unggul dan cara berbeda dari cara sebelumnya, dari cara biasa atau dari cara orang lain mengajar.  Ketiga, doing by learning. Guru kreatif adalah guru yang terus belajar, belajar, dan belajar. Guru yang meskipun tugasnya mengajar dengan segudang ilmu dan pengalaman yang dimiliki namun senantiasa merasa kurang, kurang, dan kurang. Sehingga terus meningkatkan ilmu, pengetahuan dan keterampilannya baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

Di era global ini, menjadi guru kreatif adalah sebuah keharusan yang tak terelakan, menurut penulis, tujuh kunci sukses yang harus dimiliki oleh guru kreatif yaitu, pertama, globalization with information. Di era global ini informasi adalah hal yang sangat penting untuk melihat, memahami dan menguasai dunia, oleh karenanya seorang guru harus senantiasa update terhadap informasi global yang berkembang.

SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya lingkungan Yang Terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya , Pada Hari SELASA 16/9/2019 , Guru – Guru SMP PGRI 6 Surabaya Sebanyak 13 Orang Guru Mengikuti  Sosialisasi Rumah Belajar Kemdikbud dari Duta Rumah Belajar  Yaitu Salma Nabila , S.Pd dari Sahabat Rumah Belajar Kemdikbud dan Syahrul Qirom , S.H , M.Hum dari  Aplikasi Belajar Kita .  Pak Syahrul Qirom ,S .H , M.Hum menjelaskan APLIKASI Belajar Di Ruangan Kelas , Dimana Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Mulai Kelas 7 – 9 Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya mulai Kelas 1- Kelas 6 Membawa HP Semua ,Sebelum memulai materi Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd   menyampaikan sambutannya , Bahwa kegiatan tersebut  Anak Anak harus dapat mengaplikasikan  materi tersebut dengan sebaik- baiknya.

Apalagi Kelas 9 Dan Kelas 6 Dalam Menghadapi UNBK Dan USBN , Harapan Dari Kepala Sekolah Kelahiran April 1984 Tersebut Agar Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya dapat nilai Baik Serta Dapat Di Terima Di Sekolah Negeri Favorit , Selanjutnya Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya , Menyerahkan Kepada Bapak SYAHRUL QIROM Untuk mengajari anak Didik SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS “ AL-IKHLAS Tersebut dengan sebaik baiknya, Selesai Sambutan di Kelas Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya melanjutkan masuk Ke Ruang LAB Komputer Untuk memberikan sambutan Kepada Guru- Guru  Pelatihan Yang  ada di LAB Komputer  Mengikuti Sosialisasi Rumah Belajar dari Kemdikbud , Dari Sambutannya Bapak kepala SMP PGRI 6 Surabaya  Mengajak Guru – Guru Untuk dapat Meng Upgrade Media Pembelajaran dari  Rumah Belajar Kemdikbud tersebut , Sehingga Anak  Anak Didik tidak bosan dalam mengikuti Pembelajaran di Kelas.

 Apalagi dalam rangka mempersiapkan Nilai UNBK Dan USBN Agar Meningkat , Disamping itu Banu Atmoko , .SPd berharap Agar Rapot PMP Tahun 2019 , Untuk Standar Pendidik  , Standar Kompetensi Lulusan Ada Peningkatan , Mengingat SMP PGRI 6 Surabaya adalah IMBAS Sekolah Model , Jadi harus bisa betul betul sesuai 8 SNP , Apalagi Di Era Global Seperti saat ini Guru harus Melek IT  Dan Bisa memberikan pembelajaran yang Kraetif Inovatif dan menyenangkan Bagi siswa Nya. (Ba)



Posting Komentar

0 Komentar