APENSO INDONESIA

header ads

PENDIDIKAN NUNGGU PARADIGMA

Opini:

PENDIDIKAN NUNGGU PARADIGMA
Oleh: Gempur Santoso

Pak Menteri memang menyatakan memposisikan menjadi murid. Belajar. 100 hari program kerjanya adalah belajar. Berguru pada para ahli pendidikan. Itu sikap obyetif positif. Bahkan rendah hati.

Keahlian pak Menteri di bidang ilmu proram digital internet akan diokulasi dengan bidang ilmu pendidikan. Teringat saat ini memang berkembangnya ilmu. Interdisipliner ilmu digabung menjadi ilmu baru. Atau, muncul paradigma baru, atau konsep baru.

Ilmu program digital internet menjadi aplikasi on-line digabung dg ilmu pendidikan. Tentu masih selevel indikatornya. Kita tunggu akan muncul konsep/paradigma/ilmu apa nanti. Dugaan, akan muncul ilmu posotif. Artinya ilmu yg memilki dampak positif.

Lain halnya, dua ilmu digabung diduga kurang positif. Bahkan negatif. Misal: ilmu kepolisian untuk polisi hutan digabung dg ilmu bisnis dagang kayu hutan. Jika digabung akan terjadi bayes antara mana polisinya dan yg mana pencurinya.
Ilmu polisi itu baik. Ilmu dagang juga baik. Jika digabung sangat mungkin bayes.

Ilmunya pak Menteri dengan ilmu pendikan masih selevel atau serumpun. Toh...ilmunya juga dari belajar di lembaga pendidikan. Ini bukan okulasi "buah semangka berdaun sirih", tidak serumpun, buah tak bisa diokulasi dengan daun.

Mungkin ini adalah okulasi "buah pikir  dg buah trampil". "Buah kepribadian"nya mana? Mungkin lebih utama terjawab dan dilakukan di pendidikan dasar.

Menunggu, semoga ada ilmu baru memiliki efek positif untuk pendidikan bangsa generasi muda.  Semangat. Setelah 100 hari?. (GeSa)

Posting Komentar

0 Komentar