Opini:
SEJAHTERA BERSAMA BERKEADILAN
Oleh: Gempur Santoso
Tentu semua orang tidak bercita cita hidup sulit. Tidak ingin kesulitan hidup. Tentu semua orang punya harga diri. Semua orang jika dihargai pasti senang. Kalau ingin dihargai, tentu tidak baik.
Ini cerita. Cerita keadaan Singapura. Cerita sangat terbatas. Sebab hanya berkesempatan lihat dan jalan jalan 8 jam di Singapura. Perlu konfirmasi pendalaman. Ini kebetulan melihat pribumi setempat "kurang beruntung" pada kemewahan imperium kapitalism.
Sangat modern. Singapura hebat. Banyak pohon. Sampai digedung bertingkat, di atas ditanami pohon. Aktivitas keramaian di bawah tanah. Termasuk transmart alat transpotasi pun di bawah tanah. Di atas tanah sepi, indah dan bersih.
Modern memang modern alias maju. Singapura negara kota. Negaranya orang cerdas. Semua orang harus kerja. Jika tidak kerja akan sulit hidup. Lupa, kalau data normal itu tidak semua orang cerdas. Juga tidak semua super cerdas. Tentu dalam bentuk grafisnya parabola.
Orang orang tua, rambut sudah memutih renta pun harus bekerja. Kerja kasar: menyapu jalan, mungut sampah, angkut sampah. Ceritanya, orang orang kerja kasar ini rakyat kecil asli pribumi Singapura.
Singapura modern dikuasai kapitalis. Ternyata sistem kapitalis yg membuat modern kota tidak meneteskan kesejahteraan rakyat kecil. Tidak kerja akan sulit hidup. Walau manula terpaksa kerja. Pribumi Singapura terpinggirkan di negerinya sendiri. Individual.
Rasanya, buat apa modern kalau masih ada rakyat masih sulit hidup. Sengsara. Itulah ada di negara sistem kapitalism. Hanya segolongan kaum kapitalism yg sejahtera, bahkan melebihi.
Kita bersyukur punya Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa. Pancasila bukan kapitalisme. Memang paham kapitalisme sering dan selalu intervensi ke negara kita.
Sudah benar kita perlakukan orang berpaham kapitalism hanyalah tamu saja. Jangan sampai tamu ini menguasai rumah kita. Indonesia. Agar kita tak sengsara.
Indonesia, kita, ingin maju. Maju bersama. Sejahtera bersama. Bahagia bersama. Adil makmur.
Dalam negara Pancasila. Hubungan sesama manusia dan hubungan vertikal dg Tuhan, terjaga. Dilindungi.
Apalagi saat ini. Pemerintah sudah memberikan santunan pada masyarakat yg minim ekonomi.
Hidup di negara Pancasila lebih mudah. Baik dengan tetangga, teman, keluarga. Gotong royong, semenjak lahir sampai diantar keliang lahat.
Berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, semoga makin baik.
(GeSa)
0 Komentar