APENSO INDONESIA

header ads

OUT BOUND Tumbuhkan Jiwa Kemandirian Siswa Lebih Dini



OUT BOUND Tumbuhkan Jiwa Kemandirian Siswa Lebih Dini
Oleh: H. Banu Atmoko
Guru
SAHABAT APENSO INDONESIA


Outbound adalah suatu bentuk dari pembelajaran segala ilmu terapan yang dilakukan di alam terbuka atau tertutup dengan bentuk permainan yang efektif, yang menggabungkan antara intelegensia, fisik dan mental. Sesungguhnya kita tercengang membandingkan proses kedewasaan pada masa kenabian dengan pada masa sekarang.

Pada usia baligh, anak-anak sudah dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri, karena mereka telah mampu membedakan mana hal yang baik dan buruk.

Baligh ditandai dengan menstruasi pada perempuan, dan ihtilam pada lelaki. Kisaran usia menstruasi, rata-rata antara 9 sampai 12 tahun. Ada yang kurang dari 9 tahun sudah menstruasi, dan ada yang lebih dari 12 tahun belum mendapatkan menstruasi. Pada anak laki-laki, ihtilam atau “mimpi basah” terjadi pada kisaran usia 10 sampai 14 tahun, bisa kurang atau lebih dari batas tersebut.

Konon, Aisyah menikah dengan Nabi Saw pada usia 6 tahun, namun baru bercampur dengan Nabi Saw setelah mendapatkan haid, pada usia 9 tahun. Seorang sahabat Nabi Saw dikisahkan telah memiliki cucu pada usia 22 tahun. Kita merasa heran, pada usia yang masih sangat dini mereka telah memiliki cukup kedewasaan menanggung beban kehidupan nyata.

Bandingkan dengan anak-anak kita zaman sekarang. Umur 20 tahun saja masih dianggap “kecil” oleh orang tua dan lingkungan. Menikah pada usia 20 tahun dianggap nikah dini. Ini adalah konstruksi budaya yang akhirnya melahirkan keterlambatan dalam memunculkan jiwa kemandirian pada anak-anak.

Umur anak saat SMP dan SMA dianggap belum cukup umur sehingga pendapatnya sering tidak didengarkan. Sampai selesai kuliah S-1, masih banyak yang belum bisa mandiri dan belum muncul sifat kemandirian. Banyak sarjana lulusan perguruan tinggi ternama yang bingung setelah lulus kuliah. Mereka tidak tahu akan bekerja dimana. Yang dilakukan hanyalah melamar pekerjaan, memasukkan berkas lamaran dan ijazah ke setiap instansi yang sesuai dengan disiplin ilmunya, sambil menunggu panggilan kerja.

Ketika menunggu dalam waktu lama tidak ada panggilan kerja, mereka menjadi bingung dan luntang-lantung. Bagi yang memiliki dana cukup atau memiliki peluang beasiswa, bisa memperlama masa belajar dengan mengambil studi S-2. Ini semua merupakan hasil dari proses pembiasaan di rumah, proses pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi, juga pengaruh lingkungan sekitar.

Anak-anak menjadi manja pada rentang usia yang panjang, karena dimanjakan oleh keluarga, sekolah dan lingkungan. Anak-anak sekolah dasar hingga lulus kuliah masih menempati posisi istimewa, karena semua mendapatkan dukungan penuh dari keluarga. Sangat jarang mahasiswa yang membiayai sendiri kuliahnya dari hasil usaha mandiri, apalagi untuk pendidikan SMA.

Tentu saja kita tidak akan menuntut anak-anak yang sedang menempuh pendidikan untuk sepenuhnya membiayai hidup mereka sendiri. Yang lebih penting adalah tumbuhnya jiwa mandiri pada anak-anak, sehingga mereka memiliki mental yang positif dalam membangun kehidupan mereka.

Untuk menanamkan jiwa kemandirian pada anak, diperlukan serangkaian usaha serius yang dimulai dari dalam keluarga. Pendidikan anak, pada dasarnya dimulai dari proses interaksi antara orang tua dengan anak di dalam keluarga. Apa yang dibiasakan di dalam rumah, akan menjadi modal pengetahuan, pemahaman dan kebiasaan pada diri anak.

Sepekan menjalankan Penilaian Akhir Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020 SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Selasa 10/12/2019  Melaksanakan kegiatan  Out Bound bersama yang diadakan di HAWAI WATER PARK- Malang.

Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya SDS AL-IKHLAS , Orang Tua / Wali Murid serta bapak / Ibu Dewan Guru berkumpul di lapangan sekolah tepat Pukul 05.30 Untuk mendengarkan pengarahan dari Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd , Tepat Pukul 06.30 Rombongan 3 Bis berangkat menuju ke tempat Out Bound Hawai WATER PARK.

Alhamdulilah Kegiatan Out Bound ini di kawal oleh Bapak / Ibu dewan Guru baik dari SMP PGRI 6 Surabaya Maupun SDS “ AL-IKHLAS Surabaya serta Pembina Yayasan Pendidikan AL-IKHLAS Semampir, Selesai Out Bound seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya beserta bapak / ibu dewan guru di ajak masuk ke Musium Ganesha , dimana mereka di perkenalkan sejarah – sejarah , selesai ke Museum Ganesha tersebut seluruh siswa / siswi mengerjakan Tugas LAPORAN  Lembar Kerja Siswa yang berisi sejarah – sejarah , selesai mengerjakan seluruh  Dewan guru bermain Gamelan di mana seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya menyaksikan pertunjukan Gamelan guru guru tersebut seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya masuk ke kolam renang bersama bapak / ibu dewan guru, juga Orang tua .

Menurut MEI KURNIATUL ADAWIYAH , S.Pd Guru IPA SMP PGRI 6 Surabaya Bahwa kegiatan tersebut untuk merefresh setelah seminggu seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya di sibukan dengan Pelaksanaan Penilaian Akhir Semester , Sedangkan Guru – Guru di siapkan  dengan Pembuat Soal PAS , Pengerjaan PKKS , PKG Dan PKB Serta Penginputan Nilai rapot.

Alhamdulilah semua sudahberjalan. Menurut Kepala Sekolah Kelahiran APRIL 1984 Tersebut bahwa Tujuan Dari  kegiatan Out Bound Melalui OUT BOUND Tumbuhkan Jiwa Kemandirian Siswa Se Dini Mungkin, dengan Out Bound  mereka bisa mandiri tanpa bergantung pada orang lain. (Ba)

Posting Komentar

0 Komentar