APENSO INDONESIA

header ads

TAK CUKUP PINTAR TAPI CERDAS

Opini:

TAK CUKUP PINTAR TAPI CERDAS
Oleh: Gempur Santoso

Sering teman bilang "pintar itu tidak cukup tapi harus cerdas". Beberapa teman mengatakan begitu. Senada itu.

Tampaknya "pintar" ada dekoktomi dengan "cerdas". Atau, Setelah pintar terus cerdas. Atau, cerdas dulu terus pintar?

Saya punya mahasiswa, dulu. Sekitar 10 tahun yang lalu. Sangat ingat saat kuliah biasa biasa saja. Pacarnya satu kelas, satu jurusan, satu angkatan. Sekarang jadi istrinya. Punya 2 orang anak.

Mereka berdua pernah jadi mahasiswa saya. Saat itu, yang cowok kuliah saja, yg cewek kuliah sambil kerja.

Saat ini. Suami kerja, buka bingkil konstruksi. Sejak lulus kuliah bingkil itu mulai dirintis. Menggunakan mesin las, bubut, fris, skraf dan  mesin untuk kerja konstruksi lainnya.
Awalnya, order dikerjakan sendiri. Dengan mesin seadanya. Kini, semua mesin dijalankan pekerjanya. Dia bisa disebut pengusaha konstruksian.

Istrinya, tetap kerja seperti saat mahasiswa dulu, ditempat yang sama.

Seiring waktu, bingkilnya sukses. Banyak order. Bahkan sampai order dari luar Jawa. Mengerjakan kerjaan di luar Jawa juga. Dari usahanya, kebutuhan hidupnya mapan: sandang, papan, pangan. Bagus. Lebih.

Memang dia cerdas, walau saat kuliah tidak terlalu pintar (biasa-biasa). Istrinya saat kuliah dulu pintar dan tekun.

Ilmu pengetahuannya atas kepintaran seadanya dimainkan oleh kecerdasannya. Akhirnya berhasil. Dia kreatif, mau berusaha dengan keras. Tidak pitus asa.

Memainkan kepintaran memang penting. Pintar saja tanpa berbuat otak jadi beku. Jadi tidak cerdas. Seperti pintar atau pandai membuat suatu produk. Kepintaran membuat produk, tidak cerdas memasarkan, tentu akan numpuk. Kepintaran membuat suatau produk tanpa kecerdasan akan jauh bisa membuat pabrik.

Kecerdasan memang harus lengkap. Kecerdasan intelektual (akal) bisa mengakal. Kecerdasan emosional mampu mengendalikan emosi. Dan, kecerdasan hati/rasa mampu menjaga hati.

Terus belajar pengetahuan sampai menjadi ilmu, sampai bisa dan harus dilakukan. Terus dan terus belajar memainkan kepintarannya. Agar cerdas.

Orang cerdas pasti pintar. Orang pintar belum tentu cerdas.
Bagaimana dengan Anda? Semoga  semua bisa menjadi pintar dan cerdas. (GeSa)
-------

Artikel ini telah dimuat pula di: Koran Swaranews, edisi 19/12/19-5/1/20.

Posting Komentar

0 Komentar