APENSO INDONESIA

header ads

“Ajarkan Anak Didik Kita Istighfar dan Shodaqoh Untuk Tolak Bala“

“Ajarkan Anak Didik Kita Istighfar  dan Shodaqoh Untuk Tolak Bala“
Oleh : H. Banu Atmoko
Partner Apenso Indonesia

SEMUA manusia pernah berdosa. Tidak seorang pun yang luput dari kesalahan. Besar ataupun kecil. Sengaja atau tidak disengaja. Sebab, fitrah manusia adalah tempat salah dan lupa. Tidak ada manusia yang maksum, kecuali Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam yang dosanya telah diampuni dan dijamin surga. Hal itu tidak lain karena Allah swt telah memberikan dua potensi dasar kepada manusia : fujur (negatif) dan taqwa (positif). Hal itu pula yang menyebabkan fluktuasi iman dan bahkan cenderung kepada salah-satunya yang bakal menentukan posisinya di akhirat : neraka atau surga. Lebih dari itu, syetan tidak pernah henti menggoda dan menjerumuskan manusia ke lembah nista. Armadanya datang dari segala penjuru : depan, belakang, dan samping. Berbagai macam ranjau dan jebakan dipasang. Daya ledaknya pun luar biasa. Isi dunia dipercantik agar manusia terlena. Tak jarang manusia yang tergoda hingga terjerumus ke dalam tipu dayanya yang semu.

Namun, meski manusia bergelimang dosa, Allah swt telah menyediakan ampunan-Nya yang tak terbatas. Pintu tobatnya selalu terbuka lebar. Meski dosa manusia seluas samudera dan setinggi gunung. Allah akan tetap mengampuninya. Ia sangat senang kepada hamba-Nya yang berdosa lalu datang kepada-Nya dan ber-istighfar seraya bertobat. Senang-Nya itu bahkan melebihi seorang ayah yang menemukan anaknya yang telah lama hilang. Allah swt sengaja tidak menciptakan manusia bersih dari segala dosa. Sebab, hidup adalah ujian yang telah didesain sedemikian rupa. Hal itu untuk mengetahui siapakah diantara hamba-hambanya yang lolos ujian dan kelak di akhirat, berhak menggondol rapor dari tangan kanan. Karena itu, jika ada sekelompok manusia yang tidak pernah berdosa di muka bumi ini, maka Allah swt akan memusnahkannya dan menggantinya. Hal itu senada dengan hadits yang diriwayatkan Muslim. “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah swt akan memusnahkan kalian dan akan menggantinya dengan kaum pendosa lalu mereka memohon ampunan kepada Allah swt dan Allah swt pun mengampuni dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim).

Kendati begitu, tidak menjadi alasan bagi kita untuk menumpuk dosa dan mengulur tobat dengan alasan karena Allah Maha Penerima tobat. Janganlah berfikir mumpung masih hidup. Mumpung masih muda. Mumpung masih berlimpah harta. Mumpung masih banyak waktu, lantas asyik masyuk bergelimang dosa dan lupa tobat. Sebab, tak seorang pun tahu kapan usianya akan tutup. Bisa detik ini. Bisa hari ini. Bisa lusa. Bisa bulan depan. Atau bahkan bisa tahun depan. Tak mengenal usia, waktu, dan tempat. Sebab, jika ajal telah keluar dari raga, maka pintu toba telah ditutup rapat. Penyesalan terlambat. Yang ada hanya derita sepanjang masa di akhirat. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan ‘Aku meminta ampunan kepada Allah swt, tidak ada tuhan kecuali Dia, yang hidup dan berdiri sendiri, mengatur makhluk-Nya dan aku bertaubat kepada-Nya.’ Maka dosanya akan diampuni meskipun ia pernah melarikan diri dari medang perang.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Al Hakim).

Karena itu, tak ada alasan untuk tidak ber-istighfar dan bertobat. Sebesar apapun dosa dan keselahan yang diperbuat. Setiap hari, setiap saat dan dimanapun bibir kita harus senantiasa basah dengan istighfar. Jangan sampai dosa yang diperbuat tidak di-istighfari lalu menumpuk sehingga hati menjadi keras dan gelap dari cahaya dan hidayah Allah swt. Janganlah menyepelekan dosa yang kecil yang kerap dilakukan setiap hari. Jangalah melihat kuantitas dosa yang diperbuat. Tapi, lihatlah kepada siapa kita bermaksiat. Rasulullah saja yang telah dijamin surga, setiap hari lisannya tak pernah alpa dari istighfar. Seperti yang termaktub dalam hadits Bukhori berikut, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Demi Allah, sesungguhnya aku biasa memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah swt dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhori).

Kita dengan Rasulullah tentu sangat jauh berbeda. Tidak bisa dibandingkan. Ibadah beliau sempurna. Akhlak beliau Al-Quran. Perkataan dan tindak tanduk beliau mulia. Beliau maksum dan dijamin surga. Namun, meski demikian, beliau masih bersusah payah untuk ber-istighfar kepada Allah. Sedangkan kita? Dosa yang kita perbuat tentu amat banyak. Terlebih di akhir jaman yang penuh fitnah dan jerat tipu daya syetan durjana. Hampir di seluruh medium di dunia ini mengundang dosa. Di TV, di internet, di jalan-jalan, dan di berbagai medium lainnya yang berkontribusi kepada dosa. Karena itu, sudah seharusnya intensitas dan kuantitas istighfar kita kepada Allah swt jauh lebih besar. Apalagi, kita tidak memiliki garansi dan tiket masuk surga sebagaimana Nabi Muhammad saw. Meski begitu, kita dilarang berputus asa dari maghfirah dan rahmat Allah swt. Allah swt senantiasa membuka pintu maghfirah-Nya lebar-lebar.

Musibah bencana yang terjadi di Indonesia beberapa hari ini, membuat perihatin seluruh warga sekolah SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Pada hari Kamis, 9/1/2020,  pukul 06.30 berkumpul di lapangan sekolah bagi siswa yang perempuan baik siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya maupun yang SDS “AL-IKHLAS menggunakan mukenah dan membawa sajadah untuk melaksanakan sholat dhuhah, sholat hajat yang dalam kesempatan ini di pimpin oleh Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak Banu Atmoko, S.Pd. Selesai sholat, dilanjutkan dengan pembacaan sstighosah, yasin, pembacaan sholawat yang dipimpin oleh Bapak Ustad Achmad Syaifuddin, S.H.I.

Selesai pembacaan Istighosah, yasin, dan sholawat, Bapak Achmad Syaifuddin, S.H.I. selaku Guru Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti kelahiran Juni 1985 tersebut memberikan sedikit Kultum dimana beliau menyampaikan bahwa Allah swt tidak akan memberikan Adzab selama kita mau perbanyak istighfar kepada Allah swt seperti yang dilakukan oleh seluruh siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya. Insyah Allah Kota Surabaya akan aman karena banyak yang ber-istighfar kepada Allah swt. Disamping itu Bapak Achmad Syaifuddin, S.H.I juga menyampaikan bahwa perbanyak shodaqoh karena dengan shodaqoh kita akan terhindar Tolak Balak, seperti yang sudah dilakukan oleh siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya untuk korban banjir dan sudah di setorkan oleh Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd dan Bapak Banu Atmoko, S.Pd di Graha Zakat YDSF Surabaya.

Selanjutnya Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya memberikan sedikit sambutan, agar siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya untuk memperbanyak doa, istighfar agar mereka semua dan keluarganya selamat dunia akherat, disamping itu Kepala Sekolah kelahiran April 1984 menghimbau kepada seluruh siswa/siswi-nya yang belum punya SIM jangan mengendarai kendaraan di jalan raya, agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi pelajar goncengan 3 dan tewas. Banu Atmoko menyampaikan SAYANGI NYAWA kalian, serta Banu Atmoko, S.Pd menghimbau pada saat musim penghujan untuk menghindari pohon – pohon besar dan aliran listrik, mending digunakan di rumah untuk istirahat dan berdoa, khususnya kelas 9 dan kelas 6 dipersiapkan untuk UNBK dan USBN 2020 yang tinggal 3 bulan lagi.

Posting Komentar

0 Komentar