APENSO INDONESIA

header ads

Ajarkan dan Ajak Siswa Untuk Kepedulian Sosial


“Ajarkan dan Ajak Siswa Untuk Kepedulian Sosial“
Oleh : H. Banu Atmoko
Partner Apenso Indonesia


Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, namun terkadang manusia masih sering sombong dan membanggakan dirinya sendiri, ia lupa bahwa disekitarnya masih ada orang lain yang secara tidak langsung membantu dalam kesuksesannya. Tapi terkadang manusia menyalahkan orang lain akan kegagalannnya. Dalam kehidupan bermasyarakat perlu adanya kepedulian sosial yang harus dimiliki manusia satu dengan manusia lainnya. Rasulullah pun selalu mengajarkan kepada kita untuk peduli kepada sesama umat Allah swt dan bergotong-royong saling membantu. Dan meringankan beban orang lain sangat dianjurkan Rasulullah. Dan kepedulian sosial sebenarnya melatih kita untuk peka terhadap lingkungan di sekitar kita.

Kepedulian sosial adalah rasa ingin membantu kepada sesama manusia baik dalam bentuk materi maupun bantuan tenaga. Tujuan peduli dengan orang lain adalah untuk meringankan kesusahan atau kesulitan orang lain agar orang tersebut dimudahkan dalam segala kesulitannya. Permasalahan yang selama ini muncul adalah banyaknya orang yang mampu membantu sesama manusia tapi kebanyakan orang malah besikap tidak perduli, bahkan ada yang sampai menolak untuk membantu atau memberikan sebagian rezeki yang mereka miliki untuk orang lain. Seringkali kita memilih untuk berpaling atau mengucapkan kata maaf ketika ada seorang pengemis datang atau pengamen jalanan datang. Fenomena lapangan banyak membuktikan, bahkan misalnya saja di depan kampus, di alun-alun kota, masjid, dan masih banyak tempat lainnya. Disitu selalu ada pengemis yang berkeliaran tapi tak sedikit dari kita yang perduli dan mau memberikan sesuatu untuk mereka. Sebenarnya tidak perlu uang, mungkin dengan membantu memberikan makanan, kue, atau rokok bagi pengemis laki-laki. Namun seringkali jika kita ingin menolong atau memberikan sedikit uang yang kita miliki kepada pengemis, tiba-tiba terbersit pertanyaan “apakah sebenarnya pengemis ini memang benar-benar tidak mampu atau malah sebaliknya?” karena ternyata faktanya sebagian pengemis itu orang yang mampu dan mereka beranggapan dengan mengemis uang yang dihasilkan lebih banyak daripada saat mereka bekerja membanting tulang. Makanya terkadang kita ragu untuk memberikan uang kepada mereka. Tapi terkadang juga kita berfikir bahwa niat kita baik untuk membantu dan bersedekah kepada orang yang tidak mampu, tapi kalau ternyata salah ya sudah, semua itu kembali lagi kepada Allah swt salah atau benarnya.

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa, mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti, sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu. Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik. Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.

Banjir yang melanda kota Jakarta membuat siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, pada hari Selasa, 7/1/2020 melakukan penggalangan dana  untuk korban banjir di Jakarta, dari hasil penggalangan dana tersebut terkumpul Rp565.000 (Lima Ratus Enam Puluh Lima Ribu Rupiah), sedangkan SDS “AL-IKHLAS Surabaya  dana terkumpul sebesar Rp250.000 (Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Pukul 13.00 sumbangan tersebut diantarkan oleh Guru BK SMP PGRI 6 Surabaya Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd kelahiran Juni 1975, serta Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak Banu Atmoko, S.Pd. Sumbangan tersebut diantarkan ke Kantor Graha Zakat YDSF Surabaya, Jln. Kertajaya VIII C  No. 17 Surabaya. Dalam kesempatan tersebut sumbangan diterima oleh Ustadzah Ike , sebelumnya Ustadzah Ike dari Graha Zakat YDSF menghitung uang sumbangan dari siswa/siswi SDS “AL-IKHLAS Surabaya sejumlah Rp250.000, setelah itu kwitansi ditanda tangani oleh Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd. Selanjutnya Ustadzah Ike menghitung kembali sumbangan dari SMP PGRI 6 Surabaya sejumlah Rp565.000, selesai dihitung Ustadzah Ike menyerahkan kwitansi tersebut dan ditanda tangani oleh Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya, Bapak Banu Atmoko, S.Pd.

Selesai menerima kwitansi Ustadzah Ike menyerahkan Ensiklopedia Sejarah Islam serta Majalah YDSF. Dalam kesempatan tersebut, Buku Ensiklopedia dan Majalah YDSF tersebut diterima  oleh Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya, Bapak Banu Atmoko, S.Pd beliau sangat bangga kepada anak didiknya baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “AL-IKHLAS Surabaya karena memiliki jiwa kepedulian sosial dan kepekaan yang tinggi terhadap musibah yang terjadi. Alhamdulilah, walaupun sekolah kecil dan sekolah pinggiran setiap ada bencana di Indonesia untuk SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya selalu ikut berbagi, karena hal ini cerminan dari Pengembangan Pendidikan Karakter. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya kelahiran April 1984.

🌸Peduli Sosial itu Penting, maka dari itu mari berbagi dan saling tolong-menolong🌸

Posting Komentar

0 Komentar