APENSO INDONESIA

header ads

“Indahnya Perbedaan Dalam Keluarga“

Lentera :

“Indahnya Perbedaan Dalam Keluarga“

Oleh : H. Banu Atmoko
Partner apensoindonesia.com

Perbedaan merupakan keniscayaan yang dikehendaki oleh Allah Swt di muka bumi ini. Kitab suci Al-qur'an pun mengakui perbedaan dan menganjurkan manusia menyikapinya dengan bijak. Dalam sejarahnya agama Islam sarat dengan warna-warni perbedaan. Islam mengajarkan umatnya agar semua perbedaan yang ada disikapi secara damai, bukan secara konfliktual, yakni dengan membangun kehidupan berlandaskan semangat kebersamaan dan saling menghormati antar sesama.

Dalam pandangan manusia yang mau belajar dan memahami, perbedaan adalah kehendak Allah Swt yang keberadaannya menjadi rahmat dan anugerah. Namun, perbedaan dijadikan sumber konflik oleh mereka yang tidak mampu mengambil ibrah dari ketetapan Allah Swt, yaitu realitas kehidupan yang tidak mungkin bisa berjalan tanpa adanya kebhinekaan. Hanya orang-orang yang terus belajar dan merefleksikan pikirannya yang akan mampu membuka tabir rahasia dibalik kehendak Allah Swt menciptakan perbedaan. Semakin tinggi tingkat perenungan seseorang, maka semakin bijaksana mengambil ibrah dan hikmah dari perbedaan yang ada.

Didalam Al-qur'an, Allah Swt menegaskan bahwa penciptaan manusia dan semua makhluk dengan segala perbedaannya bukanlah hal yang sia-sia, melainkan ada hikmah yang luhur bagi manusia yang berpikir. Perbedaan penciptaan juga tidak dimaksudkan untuk menjadi sumber konflik bagi manusia. Allah menciptakan seluruh makhluknya berbeda-beda agar manusia saling mengenal dan merenungi makna indahnya perdamaian dalam perbedaan.
Firman-Nya :
“Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13). 

Sisi lain dari kehendak Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya berbeda juga bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan bagi sesama. Melalui perbedaan, antara manusia satu dengan yang lain bisa saling membutuhkan, melengkapi, dan tolong-menolong. Hanya perbedaan dalam semangat perdamaian yang bisa membawa manusia menjadi makhluk yang berperadaban mulia dan adiluhung.

Didalam hidup yang penuh perbedaan ini, kita hendaknya menjadi pribadi yang pandai menilai diri, tidak gampang merasa paling benar baik dalam pemikiran maupun perilaku. Banyak orang acap kali terjebak dalam pendirian yang keliru, menganggap pemikiran dan pendapat orang lain sepenuhnya salah dan hanya pendapat pribadinya yang paling benar. Tentu saja sikap semacam itu bisa menimbulkan konflik ditengah perbedaan. Dalam konteks seperti itu, pernyataan Imam Al-Syafi’i, ulama terkemuka yang menjadi panutan mayoritas umat Islam di Indonesia, kiranya patut untuk dijadikan sebagai refleksi dan perenungan bersama-sama.
Kata Imam Al-Syafi’i :
“Pandanganku benar, namun ada kemungkinan salah, sedangkan pandangan orang lain salah, namun ada kemungkinan benar”. 

Pernyataan ini mencerminkan sikap dan pemikiran yang amat mendalam, karena ia tidak memonopoli kebenaran pendapat pribadinya. Imam Al-Syafi’i telah memberi ruang terhadap pendapat yang berbeda dan menghargai perbedaan itu sendiri. Pernyataan Imam Al-Syafi’i memberi pelajaran agar kita meletakkan hasil pencapaian orang lain dengan setara dengan semangat saling melengkapi, bukan kontestasi. Melalui pemikiran seperti itu perbedaan akan menjadi rahmat yang mendamaikan, bukan menjadi konflik yang memecah-belah.

🌸Jum'at Berkah🌸

Posting Komentar

0 Komentar