APENSO INDONESIA

header ads

Teknologi QR Code pada Label Buah Durian Lokal Wonosalam

Teknologi QR Code pada Label Buah Durian Lokal Wonosalam
Oleh : Yitno Utomo
Direktur Informasi Teknologi APENSO INDONESIA

Wonosalam adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini terletak di kaki dan lereng Gunung Anjasmoro dengan ketinggian rata-rata 500-600 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Wonosalam terletak 35 km sebelah tenggara Kecamatan Jombang. Kecamatan Wonosalam adalah salah satu penghasil durian terbesar di Jawa Timur. Selain itu, kawasan Wonosalam juga memiliki potensi pariwisata yang besar, khususnya agrowisata karena mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani. Durian yang menjadi icon utama di tempat ini terus digali potensinya untuk dikembangkan, baik secara agrobisnis, edukasi dan wisata.

Gencarnya event yang menggunakan kata kunci : DURIAN akan mudah dicari di dunia maya dan dipastikan Wonosalam menjadi top level dalam pemberitaan tersebut. Mulai dari Durian khas daerah ini yang sering dikenal BIDO, event terbesarnya di Indonesia dengan sebutan KENDUREN WONOSALAM (kenduri durian) biasanya dilambangkan dengan tumpeng durian sebanyak tahun penyelenggaraan, tahun ini sekitar 2020 biji yang ditata dengan ketinggian hampir lebih 5 meter menjulang tinggi. Event tanam durian bido, kompetisi rasa durian, dan lain-lain semuanya serba durian sebagai core-nya.

Hukum dagang selalu juga mengkaitkan supply-demand atau sebaliknya demand-supply yang secara praktis menyebabkan peluang dagang ini menjadi besar, ribet dan curang (ini efek negatifnya). Tak kala permintaan tinggi maka kecurangan para suplier akan juga muncul. (Ingat pesan bang napi "kecurangan karena adanya kesempatan...waspadalah, waspadalah..."). Efeknya adalah banyaknya peredaran durian dari luar Wonosalam di area ini atau kita sebut juga KULAKAN, yang pasti rasanya juga akan jauh beda dari rasa durian lokal Wonosalam, yang terkenal pahit, legit, punel, aroma khas dan entahlah, sulit penulis sebutkan tapi penulis bisa merasakannya. Kerugian besar bagi konsumen yang datang jauh-jauh dari luar kota akibat proses dagang seperti ini dan yang pasti efek jangka panjangnya merusak nama DURIAN WONOSALAM selanjutnya.

Salah satu langkah antisipasinya, akhirnya Asosiasi Komoditas Petani Durian Wonosalam (ASKOM WONOSALAM) membuatkan label. Label dagang ini merupakan hak atas kekayaan petani untuk melindungi hasil panennya. Dalam label terdapat ID, QR Code, dan semua informasi tentang kondisi durian yang sedang dipegang konsumen. Sekali lagi teknologi sangat berperan dalam informasi saat ini, jadilah pedagang yang cerdas, apalagi konsumen juga harus lebih cerdas, petaninya juga harus cerdik untuk melindungi hasil buminya. Konsumen tinggal scan QR Code akan tahu semua informasi tentang jenis, asal petaninya, dan memang sekali lagi butuh kejujuran seluruh stakeholder agar label ini benar-benar akurat, perlu seleksi (menjaga kualitas) dan peredaran label harus di awasi agar tidak dijiplak juga oleh pedagang nakal lainnya..he..he..he. Dari pandangan kami ini sudah sangat efektif untuk menanggulangi peredaran durian dari luar Wonosalam, dan kalau nanti efeknya durian Wonosalam jadi sedikit lebih mahal, ya itu karena falsafah jawa "REGO GOWO RUPO" artinya ada harga ada tampilan, ada rasa dan ada keaslian...oke salam wana rimba, wonosalam itu indah. (YTV)

Posting Komentar

0 Komentar