KETUA DEKESDA : PERLUNYA MEMBANGUN EKOSISTEM UNTUK MEWUJUDKAN KEBERHASILAN PENGEMBANGAN POTENSI SENI RUPA
Oleh : Kris Mariyono
Director Jurnalism
Apenso Indonesia
Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo Ali Aspandi SH mengungkapkan, pengembangan potensi seni rupa-lukis di Sidoarjo, disamping perlu strategi program yang optimal juga harus didukung ekosistem yang bagus. "Persoalan membangun ekosistem ini bukan hanya untuk potensi seni rupa saja tapi juga potensi seni lain", ujar Ali Aspandi dalam diskusi Seni Rupa seiring Pameran Seni Rupa Srawung Roso (31 Januari - 8 Februari) di Kafe Gradasi Sidoarjo. "Memang yang perlu dibangun secara serius ekosistem dalam pengembangan seni rupa karena menyangkut masalah market, bukan hanya apresiasi", imbuhnya penuh semangat.
Ekosistem dalam pengembangan seni rupa kata Ali Aspandi, ada beberapa faktor diantaranya Kritisi seni rupa (kurator), Pemerhati-kolektor, Sarana pameran (ruang), Media, Jaringan, dan Perupanya sendiri. "Sidoarjo ini potensi SDM perupanya cukup banyak, karyanya beragam variasi dan tidak sedikit yang sudah memiliki nama besar. Hanya saja kurang didukung ruang pameran yang memadai", ungkap Ali Aspandi sembari menambahkan kedepan pihaknya berupaya membantu mengatasi persoalan gedung pameran di Sidoarjo.
"Kami berkeinginan pengembangan seni rupa di Sidoarjo lebih optimal disamping nantinya memiliki ruang pameran yang reprensentatif melainkan juga mampu meningkatkan kesejateraan pelaku seni rupa", jelas Ali yang juga dikenal sebagai Sineas. "Selain ruang tidak kalah pentingnya perlu mengedepankan faktor ekosistem kritisi dan kurator seni rupa agar karya para perupa benar-benar memiliki kualitas", tutur Ali Aspandi yang memandang penting pelaku seni juga harus memiliki jaringan yang kuat. D4 tegaskan, dari pelaku seninya harus konsisten, pantang menyerah, dan memiliki jati diri. "Konsisten bagi perupa sangat perlu untuk meraih jati diri dan dikenal karyanya", tandas Ali Aspandi yang juga menyukai seni rupa.
0 Komentar