APENSO INDONESIA

header ads

“MATEMATIKA BUKAN MOMOK TAPI MENYENANGKAN“

“MATEMATIKA BUKAN MOMOK TAPI MENYENANGKAN“ 
Oleh : H. Banu Atmoko
Partner Apenso Indonesia


Selama ini matematika merupakan mata pelajaran yang sangat menakutkan bagi kebanyakan orang, mengapa demikian ?. Hampir kebanyakan orang tersugesti matematika itu rumit, bikin pusing, kebanyakan rumus, dan sebagainya.

Ada faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang merupakan alasan dalam diri orang itu sendiri, yaitu seperti malas belajar, tersugestinya diri bahwa matematika itu sulit, pemahaman yang salah tentang matematika, cepat menyerah. Faktor eksternal yaitu guru matematika yang identik dengan killer, rumus matematika yang banyak.

Sebagai guru, kita harus tahu gaya belajar siswa. Beberapa macam gaya belajar siswa diantaranya yaitu gaya belajar kinestetik, visual, dan audio. Gaya belajar kinestetik biasanya melibatkan gerak tubuh. Siswa akan lebih mengeksplor tenaga fisiknya. Gaya belajar visual biasanya identik dengan melihat. Gaya belajar audio identik dengan mendengar. Biasanya orang-orang audio hanya dengan mendengarkan guru sudah dapat menangkap pelajaran yang diberikan guru.

Guru juga harus dapat menyampaikan materi matematika dengan media yang menarik dan metode yang menyenangkan. Jika media yang digunakan menarik, siswa akan tertarik dengan pembelajaran. Metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa juga akan memudahkan siswa menyerap materi yang diberikan guru.

Metode hitung cepat juga akan memudahkan siswa dalam penyelesaian soal matematika. Jika siswa mahir dalam metode hitung cepat, itu merupakan modal utama siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Metode hitung cepat meliputi hitung cepat penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sudah banyak metode hitung cepat yang dapat dikuasai oleh siswa, seperti sempoa, jarimatika.

Guru harus dapat menghilangkan image bahwa guru matematika itu killer, galak. Cap guru killer, galak sudah seharusnya dihilangkan pada saat ini. Yakinkan siswa jika belajar matematika itu mudah dan menyenangkan dengan pesona Anda sebagai guru lemah lembut, guru yang paham dengan gaya belajar anak, dan guru yang menyenangkan dengan metode pembelajaran yang tepat sesuai gaya belajar siswa.

Dalam rangka mempersiapkan Peserta Didik kelas 9 UNBK Tahun 2020, sebanyak 16 siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir. Pada hari Kamis 6/2/2020 mengikuti Rumah Matematika yang diadakan di Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Jl. Bulak Sari V No. 14 Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Tentor adalah Bapak Suhandono B.A Guru SMP Kemala BHAYANGKARI 8 Surabaya, Bapak Suhandono tersebut membahas soal – soal Paket 1 yang soal tersebut diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Pada Pembelajaran Matematika tersebut Bapak Suhandono memberikan trik untuk mengerjakan dengan cepat dan tepat dan menyenangkan.

Menurut Annisa Dwi Ainun Yasin, sangat senang dengan Kegiatan Rumah Matematika ini, karena lokasinya sangat dekat dengan rumah beliau sehingga tidak perlu mengeluarkan ongkos biaya. Di samping itu, Tentor yang ngajar beliau sangat bagus sehingga anak - anak tidak dibuat tegang. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya yang juga Alumni Jurusan PLS Bapak Banu Atmoko, S.Pd, beliau berharap dengan dipindahnya lokasi Rumah Matematika tersebut siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya dalam UNBK nanti nilai matematika bisa bagus dan Kepala Sekolah kelahiran April 1984 tersebut berharap agar siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya tidak takut dan tidak anggap momok matematika.*

Posting Komentar

0 Komentar