APENSO INDONESIA

header ads

“Mengenang Jasa Kyai Haji Hasjim Asyarie Dengan Doa Bersama“

“Mengenang Jasa Kyai Haji Hasjim Asyarie Dengan Doa Bersama“
Oleh : H. Banu Atmoko
Partner Apenso Indonesia


Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie bagian belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari (lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 14 Februari 1871 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 21 Juli 1947 pada umur 76 tahun; 24 Dzul Qo'dah 1287 H - 3 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi masa Islam yang terbesar di Indonesia.

Di kalangan Nahdliyin dan Ulama Pesantren ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti Maha Guru. K.H. Hasjim Asy'ari adalah putra ketiga dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Asy'ari, pemimpin Pondok Pesantren yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Sementara kesepuluh saudaranya antara lain: Nafi'ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fatanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi, dan Adnan.

Berdasarkan silsilah garis keturunan ibu, K.H. Hasjim Asy'ari memiliki garis keturunan baik dari Sultan Pajang Jaka Tingkir juga mempunyai keturunan dari Raja Hindu Majapahit, Raja Brawijaya V (Lembupeteng). Berikut silsilah K.H. Hasjim Asy'ari berdasarkan garis keturanan ibu : Hasjim Asy'ari putra Halimah putri Layyinah putri Sihah Putra Abdul Jabar putra Ahmad putra Pangeran Sambo putra Pengeran Benowo putra Joko Tingkir (Mas Karebet) putra Prabu Brawijaya V (Lembupeteng).

Ia menikah tujuh kali dan semua istrinya adalah putri dari Ulama. Empat istrinya bernama Khadijah, Nafisah, Nafiqah, dan Masrurah. Salah seorang putranya, Wahid Hasyim adalah salah satu perumus Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Menteri Agama, sedangkan cucunya, Abdurrahman Wahid, menjadi Presiden Indonesia.

K.H. Hasjim Asy'ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, ia berkelana menimba ilmu di berbagai Pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan, dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo.

Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy'ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

Di Makkah, awalnya K.H. Hasjim Asy'ari belajar di bawah bimbingan Syaikh Mafudz dari Termas (Pacitan) yang merupakan ulama dari Indonesia pertama yang mengajar Sahih Bukhori di Makkah. Syaikh Mafudz adalah ahli hadis dan hal ini sangat menarik minat belajar K.H. Hasjim Asy'ari sehingga sekembalinya ke Indonesia di pesantren ia sangat terkenal dalam pengajaran ilmu hadis. Ia mendapatkan ijazah langsung dari Syaikh Mafudz untuk mengajar Sahih Bukhari, di mana Syaikh Mahfudz merupakan pewaris terakhir dari pertalian penerima (isnad) hadis dari 23 generasi penerima karya ini.

Selain belajar hadis ia juga belajar tassawuf (sufi) dengan mendalami Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah. K.H. Hasjim Asy'ari juga mempelajari fiqih madzab Syafi'i di bawah asuhan Syaikh Ahmad Katib dari Minangkabau yang juga ahli dalam bidang astronomi (ilmu falak), matematika (ilmu hisab), dan aljabar. Pada masa belajar pada Syaikh Ahmad Katib inilah K.H. Hasjim Asy'ari mempelajari Tafsir Al-manar karya monumental Muhammad Abduh. Pada prinsipnya ia mengagumi rasionalitas pemikiran Abduh akan tetapi kurang setuju dengan ejekan Abduh terhadap Ulama Tradisionalis.

Gurunya yang lain adalah termasuk Ulama terkenal dari Banten yang mukim di Makkah yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani. Sementara guru yang bukan dari Nusantara antara lain Syaikh Shata dan Syaikh Dagistani yang merupakan ulama terkenal pada masa itu.

Dalam rangka mengenang hari lahirnya Almarhum K.H. Hasjim Asy'ari, pada hari Jum’at 14/2/2020 siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir kelas 7, 8 SMP PGRI 6 Surabaya dan kelas 4, 5 SDS "AL-IKHLAS Surabaya selepas olahraga berkumpul di Ruangan Mushola untuk melaksanakan kegiatan Pembacaan Yasin, Istighosah untuk mengenang hari lahirnya Almarhum K.H. Hasjim Asy'ari.

Dalam kesempatan tersebut Pembacaan Yasin dan Istighosah dipimpin oleh Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN, S.H.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP PGRI 6 Surabaya. Dalam kesempatan tersebut oleh Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN, S.H.I ditutup dengan Pembacaan Sholawat Tibbil Qulub.

Menurut Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak BANU ATMOKO, S.Pd kelahiran April 1984 dan Alumni Jurusan PLS UNESA tersebut bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah mengenang hari lahirnya Almarhum K.H. Hasjim Asy'ari, serta semoga Bangsa Indonesia khususnya Warga Kota Surabaya DAMAI AMAN Sejahtera serta semoga Allah swt memberikan OBAT untuk Penyakit VIRUS CORONA yang melanda tersebut, serta semoga Bapak/Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS diberikan kesehatan, kelancaran rezeki serta semoga PPDB 2020/2021 SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS dapat Peserta Didik yang banyak Berkah Barokah selamanya, dan terakhir Harapan Kepala Sekolah yang di panggil Mas Bro tersebut berharap agar Pelaksanaan AKREDITASI Baik di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya mendapatkan Nilai AMAT BAIK (A/Unggul)
 *

Posting Komentar

0 Komentar