APENSO INDONESIA

header ads

Berita : Corona, Pasrah Terus Ibadah

Berita:


Corona, Pasrah Terus Ibadah
Oleh : Gempur Santoso

Gambar di atas. Merupakan suasana pasar krempyeng, di desa.  Krempyeng = tidak terus buka. Sekitar pukul 09.30 wib. Pasar di tepi jalan kanan kiri sekitar 2 km, juga di halaman rumah. Saya potong rambut di rumah orang, kontrakan. Halaman depannya dikontrak juga oleh para penjual di pasar itu.

Pasar desa. Pasar tidak resmi. Begitu saja jadi pasar. Pernah dipindah oleh pengurus desa. Penjual dan pembeli balik lagi ke pasar krempyeng itu.

Hampir 1,5 bulan baru bisa potong rambut. Lama.  Nunggu sempat. Nunggu anak bisa ngantar. Kebetulan di rumah. Dia katut kerja di rumah, entah berapa hari, cukup on-line. Bisa disebut kerja seperti libur. Itu gara-gara ramainya Virus Corona.

Pasar desa tetap ramai. Saya tinggal di kampung. Bukan perumahan. Masyarakat dan sistem pemerintahan desa ya persis orang kampung. Di wilayah marjinal (pinggiran kota). Agak ke dalam.

Di kota-kota - radio -  ramai. Di lembaga pemerintah ramai. Keramaian itu membahas Virus Corona.

Ternyata pasar desa tetap ramai. Pedagang dan pembeli tetap banyak. Melimpah. Tak terpengaruh Virus Corona.

Kematian adalah pasrah. Mungkin sejak dulu Virus Corona sudah ada. Cuma saat ini baru disebut "Corona".  Baru tahu.

Di desa biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Kalau ada petugas Conora, pasti taat.

Kerja dan ibadah terus tiada henti. Kematian adalah perwujudan kepasrahan pada Tuhan. Termasuk saya. Semoga sehat panjang umur, aamiin yra.

(GeSa)

Posting Komentar

0 Komentar