CORONA...!, DAPUR HARUS NGEBUL
Oleh : Gempur Santoso
Terpenting bagi pribadi adalah keringat saya sudah keluar. Pertanda, suhu dalam tubuh lebih panas dari luar tubuh. Itu, tiap pagi. Pukul 07.00 s/d 9.00 WIB. Tergantung keringat ini bercucuran jam berapa. Dan, kecuali mendung/hujan.
Pagi hari. Membantu medapatkan Vitamin D. Apalagi musim isu corona diharap caring (manas pagi hari). Ya...tambah sehat. Juga, minum empon-empon satu gelas. Sore juga satu gelas.
Mengapa tidak panasan siang hari. Menurut pemahaman, saat siang keluar sinar x (x-ray). Itu merusak sel tubuh - sebagian sel mati.
Duduk di kursi ranjang (jarang - jarang). Biar sinar matahari pagi mengenai seluruh tubuh. Di tepi pagar. Biar bisa lihat orang lewat.
Selama dua jam. Terlihat lalu lalang bersepeda motor. Hampir 0,5 - 2 menit ada sepeda motor lewat.
Pengguna sepeda motor ada yang boncengan ada yang tidak. Sebagian menggunakan masker. Sebagian besar tidak menggunakan masker.
Paling banyak pengguna masker : ojol, penjual, krupuk, tempe, tahu, penjual tempe gembos. Pokoknya penjual. Dan, orang jauh.
Masker dianggap tak penting. Alias tak menggunakan masker : orang kampung saya, ngantar sekolah (maaf sekolah mana ada yang masuk?). Anak-anak bermain naik sepeda. Ngantar ke pasar. Berangkat jaga toko naik sepeda motor. Pengemis. Dan lain-lain. Tanpa masker. Tak ada yang ribet atau ribut.
Masker-an paling tidak bisa bebas debu. Juga mengikuti anjuran. Tidak bermasker juga nyaman-nyaman saja.
Tempat saya memang desa. Pinggiran. Rumah dan lingkungan rumah (kebon) belum pernah disemprot anti corona. Apalagi mendapat bagian masker. Belum pernah.
Kalau toh ada semprotan anti corona. Hanyalah di jalan. Oleh orang berseragam tentara, dan seragam polisi. Dibantu anak-anak muda. Juga Pak RW. Saya sempat omong-omongan dengan Pak RW. Airnya semprotan kehabisan. Diisi, menggunakan air kran tetangga saya. Dicampur obat...entah namanya.
Waspada, tetap. Apalagi anjuran dari atas sampai bawah. Kita penuhi. Dengar dengar alat deteksi corona belum ada/kurang akurat. Vaksin corona khusus negeri ini juga belum ada.
Rupiah anjlok dolar naik, kebijakan pembatasan sosial. Sangat mungkin jumlah kemiskinan meningkat. Kalau lockdown sangat mungkin kemiskinan makin meningkat. Rasanya corona sangat memiskinkan.
Rakyat dibatasi. Tapi, dapur tetap harus ngebul. Biar tidak kelaparan. Walau ekonomi tersendat. Terutama pekerja harian. Tapi, Tuhan - Allah SWT Maha Adil, semua diberi rejeki. Aamiin.
(GeSa)
0 Komentar