APENSO INDONESIA

header ads

TERPENTING BERTAHAN HIDUP

TERPENTING BERTAHAN HIDUP
Oleh : Gempur Santoso



Sekadar hidup tak sulit. Sekadar makan. Tidak sulit. Apalagi di Indonesia. Gampang. Tapi yang tidak mudah adalah bertahan hidup. Perlu soft-skill.

Sepetak tanah tahun 1992-an bisa ribuan meter persegi. Bisa sekitar 5 ribu meter persegi. Ditempati hanya tiga rumah. Ya di desa. Pinggiran Sidoarjo dekat Surabaya.

Kini, tahun 2020 sudah nrecel (penuh) rumah. Salah satu yang tanahnya luas dulu, dibagi. Untuk anak-anaknya. Sekarang sampai cucu-cucunya. Diwariskan. Juga, ada yang terjual.

Kini, yang beli tanah, ada yang hanya mampu beli 50 meter persegi. Karena, harga tanah melambung tinggi. Sangat, sangat, dan sangat mahal.

Salah satu cucunya saat ini dapat sekitar 400 an meter persegi. Sekitar separo masih ada tanahnya. Sisanya rumah-usaha.

Ada, menantu dan istri serta cucu-cucu tinggal di tanah rumah itu. Dulu, Ayah-mertuaya rajin ke Mushola. Juga, tukang adzan. Kini, banyak Mushola dan penuh jamaah.

Pencahariannya toko kecil dan jualan di pasar. Kangkung, bayam, dan sebagainya. Sayuran cepet besar. Tiap hari sekitar satu rengkek (keranjang). Begitulah, walau dulu pernah kenek.

Pada zaman virus corona ini. Tidak jadi kenek lagi. Tanah sekecil apapun sangat berguna. Ditananmi : ketela rambat, pepaya, bayam, kenikir, dan lain-lain sayuran. Apalagi ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Belum sampai lockdown. Dibawahnya. Agak sulit keluar, tanpa APD (alat pelindung diri) dari virus corona.

Sayuran di tanah rumah. Sayuran dimakan tak pernah habis. Sayuran dimakan berhari-hari bagi yang dewasa, tak akan habis, bahkan lebih. Kecuali yang masih dibawah lima tahun (balita) harus ada tambahan : susu, telor, dan buah.
Tetap menjalankan agama dan kebaikan sesama.

Bagi yang tak punya tanah....bisa juga tanam sayur dan empon-empon di pot.
Mengakal budaya bersih, sehat, sesuai kebaikan masing masing, untuk bertahan hidup.
Salam sehat dan manfaat.
(GeSa)


Posting Komentar

0 Komentar