APENSO INDONESIA

header ads

Angka Penderita Semakin Meningkat, Sekjen S.O.I : PSBB Tahap Dua GAGAL TOTAL

Angka Penderita Semakin Meningkat, Sekjen S.O.I : PSBB Tahap Dua GAGAL TOTAL
Oleh : Imam
Apenso Indonesia



Meningkatnya jumlah penderita Covid-19 dan longgarnya penerapan PSBB Tahap Dua menjadi sorotan Sekjen Serikat Ojol Indonesia (S.O.I). Ditemui di basecamp ojek online di wilayah Surabaya Timur Sekjen S.O.I yang dijabat oleh Dirgantara beranggapan bahwa PSBB Tahap dua sia-sia dan merugikan dari segala aspek ekonomi, bahkan Dirga menilai banyaknya ketimpangan dan ketidaktegasan pemimpin tertinggi di Jawa Timur dalam menerapkan PSBB Tahap Dua.

Bahkan Dirga berpendapat penerapan PSBB baik tahap satu maupun tahap dua sudah salah arah, dari bebasnya orang keluar masuk lokasi PSBB, tempat ibadah yang masih buka dan tidak menerapkan protokol kesehatan, pabrik dan perusahaan yang masih beroperasi, penutupan jalan kampung-kampung, serta adanya jam malam yang di anggap tidak ada manfaatnya dalam mencegah penyebaran virus corona.

Bagi Dirga penerapan jam malam adalah salah satu aturan di luar nalar akal sehat, apakah virus corona itu hanya keluar di saat jam 21:00 s/d jam 04:00?, apakah dengan menutup akses kampung di jam malam virus corona gak berani masuk?
Warkop ditutup atau dibatasi oprasionalnya, tempat makan cuma boleh pesan dibungkus, tapi pabrik dibiarkan beraktifitas dan baru setelah buruhnya di vonis positif corona baru oprasional pabrik ditutup.

Ini PSBB yang pilih kasih, Dirga berharap PSBB segera dihentikan dan bila masih tidak ada ketegasan dalam penerapannya tak perlu membuka wacana Tahap tiga, karena uang rakyat yang digunakan untuk mereka-mereka yang menjaga pos perbatasan terbuang sia-sia, banyaknya perbatasan masuk Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya yang dijaga hanya sebagai formalitas semata.

Lebih baik bebaskan saja masyarakatnya dan biarkan alam yang menyeleksi karena sampai akhir tahun pun bila aturan PSBB tetap seperti ini angka penderita corona tidak bakal menurun, bahkan mereka yang kehilangan pekerjaan dan belum tersentuh bantuan apalagi sampai susah kembali ke kampung halaman akan menimbulkan penyakit baru.

Posting Komentar

0 Komentar