APENSO INDONESIA

header ads

GURU MINTA TPP DICAIRKAN PEMERINTAH PUSAT BULAN MEI

GURU MINTA TPP DICAIRKAN PEMERINTAH PUSAT BULAN MEI
Oleh : Agung Santoso
Apenso Indonesia


Surabaya - Tidak sedikit guru ASN bersertifikasi di Indonesia mulai yang mengajar pada jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK, termasuk di Jawa Timur mulai bertanya-tanya bagaimana pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru (TPG) triwulan I di tengah pandemi Covid-19.

Pasalnya sampai berakhirnya bulan April, TPG Januari, Februari, dan Maret tak kunjung cair. Oleh karena Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kemendikbud harus terus mendesak Menkeu segera mencairkan TPP di bulan Mei ini karena merupakan hak guru dan kewajiban sudah di laksanakan selama 3 bulan.

"Terserah apa kebijakan Pemerintah. Sebetulnya semua hak kita harus direalisasikan juga, karena tuga WFH maupun SFH semuanya sudah kita jalankan daring dari rumah,'' ujar Dedy guru senior dari SMP Negeri 46 Surabaya.

Kondisi yang dialami banyak guru saat ini kebutuhan hidup semakin banyak dan salah satu yang dijadikan andalan pemasukan dari sertifikasi sebagai guru profesional.

“Semoga pandemi Covid-19 cepat berakhir sehingga ekonomi perlahan normal dan sertifikasi kembali lancar,” katanya.

Tentang masih dihitungnya kembali oleh Pemerintah Pusat dan tidak menutup kemungkinan ada pemotongan?

"Tidak ada pemotongan, anggaran pemerintah cukup, karena ada muatan politik jadi terkesan minus, anggaran dari PBB dapat, dari APBN ada, dari para pengusaha juga dapat besar," timpal Darmawan guru Bahasa Indonesia SMPN 23 Surabaya.

Dampak dari tertundanya pencairan TPG mengancam perekonomian keluarga menjadi kurang baik. Selain itu juga bisa mempengaruhi keharmonisan keluarga dan kesehatan yang menurun. Sudah menjadi rahasia umum di masyarakat sertifikasi guru banyak yang digunakan untuk berhutang. Oleh karena itu, pencairannya benar-benar diharapkan.

“Selama puasa kebutuhan hidup otomotis naik. Baik dari sisi harga maupun tingkat konsumsi kebutuhan sehari-hari,” terang dia.

“Tetap semangat mengajar dari rumah. Ikuti instruksi dari pemerintah. Termasuk salat tarawih dan jumatan dari rumah,” ujarnya.

Sementara itu, ada guru yang pasrah mau dipotong atau tidak TPP triwulan satu, "Untuk TPP keluar atau tidak sebetulnya terserah Pemerintah karena Pemerintah membutuhkan banyak biaya, tapi disisi lain saya juga berharap untuk tambahan kebutuhan walaupun dipotong juga gak apa-apa syukur-syukur kalau diberi penuh alhamdulillah," ujar Endang guru Mapel SMP Negeri 6 Surabaya yang akan mendekati purna tugas.

Posting Komentar

0 Komentar