APENSO INDONESIA

header ads

PESERTA DIDIK SMP DAN SMA BANYAK YANG BERMINAT MENJADI CALON PENGARANG SASTRA JAWA

PESERTA DIDIK SMP DAN SMA BANYAK YANG BERMINAT MENJADI CALON PENGARANG SASTRA JAWA
Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalism
Apenso Indonesia


Praktisi Bahasa Jawa Widodo Basuki, SPd. SK. kurang sependapat adanya anggapan peserta didik jenjang SMP dan SMA kurang berminat terhadap kreasi Sastra Jawa seperti Cerita Cerkak (Cerkak) dan Geguritan (Puisi Jawa).

Menurut Basuki Widodo yang juga menjadi Redaksi Pelaksana (Redpel) Majalah Mingguan Berbahasa Jawa "Jayabaya" (JB) salah satu indikasinya pelajar SMP dan SMA masih banyak mengirimkan naskah tulisan cerkak di rubrik "Calon Pengarang" majalah JB.

"Penggemar Rubrik Calon Pengarang masih banyak baik pengisi maupun pembacanya," ungkap Widodo sapaan akrab Widodo Basuki yang menginisiasi Rubrik Calon Pengarang sekitar 5 tahun lalu.

"Ya tahun-tahun terakhir memang kami agak kewalahan karena tidak sedikit yang mengirimkan naskah cerkak karena halamannya terbatas sehingga banyak yang ditangguhkan," jelas Widodo yang sering menjadi Juri Lomba Sastra Jawa Geguritan di dalam dan luar kota Surabaya.

Menurut Widodo, banyaknya minat peserta didik yang berkarya diranah seni Sastra Jawa tidak terlepas dari guru bahasa daerah dan kegiatan lomba Festifal Sastra Jawa yang rutin diadakan di Surabaya sejak tahun 2007.

"Sayang dalam dua tahun terakhir ini ditiadakan," ucap Widodo menambahkan Festifal Sastra Jawa meliputi Macapat, Geguritan, dan Cerita Cerkak.

Menyinggung eksistensi Sastra Jawa terkait keberadaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Daerah ungkap Widodo, selama ini masih bertahan membahas seputar persoalan kurikulum, belum mengoptimalkan masalah kreatifitas peserta didik.

"Memang sudah lumayan dibanding beberapa tahun lalu, jika lebih dipacu lagi hasilnya akan lebih bagus," kata Widodo penuh semangat. Persoalan memacu kreatifitas aktivitas Sastra Jawa berdasarkan pandangan Widodo yang telah menerbitkan Buku Novel dan Esay Jawa, tidak dapat dipisahkan keberadaan potensi guru dan minat peserta didik.

Peran guru dalam mengembangkan potensi siswa memang sangat diperlukan disamping berupa penugasan baik untuk apresiasi maupun persiapan lomba. "Apresiasi dapat difokuskan untuk kepentingan media secara Internal dan Ekternal seperti dikirimkan ke rubrik calon pengarang," tutur Widodo Basuki yang merasa perihatin minimnya penerbitan majalah anak-anak terlebih yang khusus Bahasa Jawa.

"Untuk lomba sebenarnya dapat difokuskan pada Festifal Sastra Jawa yang diprakasai Pemkot Surabaya, tapi sayang dua tahun belakangan ini vakum tidak diadakan, semoga di daerah lain masih digelar," beber Widodo Basuki yang alumni FKIP Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya dan STKW Surabaya.

Berbicara upaya mengekplorasi kreatifitas kata Widodo, dapat dilakukan dengan berbagai jalan diantaranya bisa melalui membaca cerita bahasa daerah, berhitung dengan bahasa daerah, membuat pidato bahasa daerah, dan melihat pertunjukan seni tradisi daerah.

"Sebetulnya masih banyak lagi termasuk sikap tindakan yang terkait budi pekerti luhur dan dalam Sastra Jawa memiliki elemen -elemen yang dapat membentuk karakter budi pekerti luhur," tutur Widodo yang menambahkan peserta didik perlu mendapatkan motivasi pembelajaran bahasa daerah (Bahasa Jawa) termasuk sastra yang menarik dan tidak membosankan.

"Ya Guru Bahasa Daerah (Bahasa Jawa) dituntut memiliki terobosan untuk proses pembelajaran bahasa daerah yang menyenangkan agar tidak menjenuhkan terlebih menakutkan, padahal bahasanya sendiri, apa tidak aneh ?" tandasnya mantap diwarnai nada tanya.

Posting Komentar

0 Komentar