APENSO INDONESIA

header ads

KITA PANCASILA KITA INDONESIA


KITA PANCASILA KITA INDONESIA
Oleh : Gempur Santoso


Kita, bangsa Indonesia bersyukur punya Pancasila. Bukan paham lain, tetap berpaham Pancasila.

Pancasila sebagai falsafah negara. Juga, falsafah bangsa Indonesia. Pernah Pancasila diombang ambingkan paham lain. Tetapi, Pancasila kuat, ada yang lupa, akhirnya kembali ke Pancasila. Terkenal dengan Hari Kesaktian Pancasila.

Negara punya falsafah. Semua orang Indonesia. Otomatis tiap hari dalam kehidupan ber-Pancasila. Di alam Indonesia, memang begitu.

Agama dan kepercayaan. Pada dasarnya setiap manusia mengakui Tuhan itu ada. Yang Menciptakan manusia dan alam seisinya itu ada. "Kang murbehing dumadi" itu ada. "Tan koyo kinoro ono" itu ada. Semua itu yang berarti Allah SWT, ada. Maha Pencipta. Yang dzatnya berbeda dengan ciptaannya.
Dalam Pancasila "Ke-Tuhanan Yang Maha Esa".

Bangsa, atau manusia Indonesia pasti ber-Tuhan.

Berperikemanusiaan. Bangsa Indonesia sangat peduli manusia. Kalau diri kita cubit sakit, maka tidak menyubit orang lain. Kalau kita dicuri sakit hati, maka tak mau mencuri. Suka memuji yang lain. Suka menghomati yang lain, dan sebagainya.

Bagi yang terlanjur korupsi, barang kali lupa. Suatu saat kembali lagi menjadi orang baik. Semoga bukan bagian "yang dikorupsikan - politiking".

Dalam kemanusiaan. Pepatah Jawa katakan "sak bejo bejone wong lali, isih bejo sing eling lan waspodo" (keberuntungan orang lupa, masih beruntung orang yang ingat dan waspada".

Kemanusiaan, bangsa Indonesia pasti peduli dan ulur tangan dan pikiran pada kaum lemah.

Adil dan berbudaya bangsa Indonesia. Tidak mau ada kekisruhan. Semua untuk semua bisa hidup semua. Tanpa rakus atau tanpa serakah. Itu yang akan menjadi suci dan kuat. Ngikuti  budaya setempat yang menjunjung nilai kemanusiaan.

Suka rukun. Bersatu. Sila "Persatuan Indonesia". Bersatu merupakan modal dalam membangun Indonesia di segala hal/bidang.

Rakyat pasti ada pemimpinnya. Dan, rakyat patuh pada pemimpin. Tentu saja kita berharap punya pemimpin yang baik, bijaksana. Sholeh mengayomi rakyatnya. Saling mengingatkan. Semua itu dalam mendapatkan pemimpin dengan permusyawaratan dan musyawarah mufakat.

Kita sadar tak ada manusia sempurna. Pelupa.

Jika itu lupa, sebaiknya kembali ke Pancasila. Diingatkan. Atau pasti otomatis kembali. Kerena, di seluruh pelosok tanah air. Secara nonformal, mencari ketua, pasti hikmat dengan musyawarah mufakat.

Kita bukan negara bangsa yang individualis. Kita bangsa yang "berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Orang Indonesia harus menjujung Indonesia. Jadi pribumi Indonesia. Pepatah "Di sini bumi dipijak, di sini langit kita junjung", itulah pribumi. Kita bukan yang lain dan bukan jadi bangsa berpihak ke bangsa lain. Merdeka....!

Selamat Hari Lahir Pancasila.

1 Juni 2020
(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar