APENSO INDONESIA

header ads

Usir Corona, Warga Desa Penjaringan Sari Lakukan Do'a Bersama Keliling Kampung

Usir Corona, Warga Desa Penjaringan Sari Lakukan Do'a Bersama Keliling Kampung
Oleh : Imam
Apenso Indonesia


Ratusan warga Desa Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, menggelar Sholawat, Dzikir, dan Do'a bersama sambil jalan kaki berkeliling di pelosok kampung, pada Sabtu (06/06) setelah Sholat Isya'.

Hal itu merupakan cara ikhtiar untuk memohon do’a kepada Allah agar masyarakat Kota Surabaya khususnya Desa Penjaringan Sari terhindar dari wabah penyakit berbahaya Covid-19.

Sholawat, Dzikir, dan Do'a Bersama tolak bala sambil jalan kaki itu, diawali setelah Sholat Isya' berjemaah di Masjid At Taqwa Desa Penjaringan Sari.

Ikhtiar keagamaan ini dipimpin langsung oleh K.H. Mas'ad Azaya dan serta beberapa Tokoh Masyarakat Desa Penjaringan Sari.

Terpantau, sebelum berkeliling kampung dan lorong-lorong kampung Desa Penjaringan Sari, setelah Sholat Isya' diawali dengan mengumandangkan adzan, kemudian dilanjutkan berkeliling kampung dan setiap di persimpangan dan lorong-lorong di kumandangkan adzan sambil membaca Sholawat, Dzikir, dan Do'a.

Hakim, selaku Karang Taruna Desa Penjaringan Sari mengatakan, menurutnya Sholawat, Dzikir dan Do’a bersama ini adalah kegiatan positif yang baru pertama kali untuk memohon kepada Allah S.W.T. agar terhindar dan dijauhkan dari Wabah Covid-19 yang sedang mewabah.

dalam kegiatan tersebut diikuti seluruh tokoh masyarakat dan perangkat desa.
“Kami meminta kepada Allah agar warga Desa Penjaringan Sari dan umumnya warga Kota Surabaya dan seluruh Indonesia terhindar dari wabah COVID-19/corona,” ucapnya.
Hakim selaku Karang Taruna Desa Penjaringan Sari.


“Kami tidak menguasai ilmu medis tentang menangani Virus Corona. Jadi ini cara kami berusaha melalui ikhtiar dan berdo’a kepada Allah supaya penyakit berbahaya ini segera berakhir,” imbuh tuturnya.

Sholawat, Dzikir, dan Do'a keliling untuk tolak balak ini adalah tradisi turun temurun yang sering dilakukan pendahulu atau nenek moyang warga setempat, untuk menolak balak, seperti ketika datang wabah penyakit menular, serangan hama tanaman padi dan musim kemarau.

[**Muz]

Posting Komentar

0 Komentar