APENSO INDONESIA

header ads

KAMPUS PANDEMI


KAMPUS PANDEMI


Oleh : Gempur Santoso


Pagi, setelah caring (manas pagi hari) ke kampus. Bersama driver biasanya Abah Kaji. Tetap pakai masker.

Mengambil berkas semester lalu. Berkas kinerja dosen. Di kantor kepegawaian. Untuk bahan membuat laporan dan kontrak semester depan. Begitulah. Rutin.

Terus ke fakultas. Masih agak semrawut. Belum tertata rapi. Masih redesain. Restrukturisasi baru. Desain baru. Mungkin untuk memudahkan pengorganisasian.

Ternyata, anak-anak mahasiswa ada yang ujian tugas akhir. Mahasiswa yang saya bimbing juga sebagian ujian. Sempat ketemu saya dan minta tanda tangan. Lancar. Semoga.

Dalam ruang. Ngobrol dengan dekan. Berberapa ketua program studi. Juga beberapa teman dosen. Dekan baru, semangat baru. Siap membatu dosen. Apapun yang dibutuhkan. Baik.

Teman dosen ada yang nyletuk bertanya. Apakah jumlah mahasiswa baru bisa memenuhi break even point (BEP)? Masih sekitar separo?

Ada yang bilang tetap tes. Harus tetap bermatabat dalam menerima mahasiswa baru. Dan sebagainya.

Bagus, ada dialog untuk pengembangan. Tapi, apa ada yang bisa menghentikan/mencabut keputusan pandemi covid-19. Keputusan WHO (wold higiene organisation) milik PBB (peserikatan bangsa bangsa). Sulit.

Efek pandemi. Covid-19. Tidak hanya urusan coronavirus saja. Bukan urusan penyakitnya saja. Tapi, ada efek hilangnya pekerjaan, sulit bekerja, dan sulit ekonomi. Termasuk rusaknaya generasi bangsa. Anak kecil pun sudah terpaksa pakai handphone (hp)-daring on line. Dan lain-lain. Musibah pandemi.

Bisakah ada virus atau penyakit, tetap diobati, tanpa keputusan pandemi?

Masyarakat ada yang kekurangan dana. Banyak. Tampaknya, belajar di lembaga pendidikan formal ada yang ditunda. Dana tiap individu/masyarakat, menjadi terbatas. Minim.

Semoga ...dimanapun dan kondisi apapun genesi penerus tetap belajar...jangan ditunda belajar. Di mana saja dg siapa saja.

Salam sehat...
(GeSa)


Posting Komentar

0 Komentar