APENSO INDONESIA

header ads

SEKOLAH MENYESUAIKAN

SEKOLAH MENYESUAIKAN


Oleh : Gempur Santoso

Bersama anak perempuan saya ke Kediri. Sambang ortu, kakek nenek anak saya. Berdua saja. Pas anak saya libur. Pagi berangkat.

Jalanan sudah ramai. Keluar Aloha sudah ramai. Di jalan tol sudah tidak sepi. Dulu, sepi, saat coronavirus perlu penanganan serius. Tetap pakai protokol kesehatan.

Di jalan raya ujung desa ortu di Kediri. Di jalan raya jembatan diperbaiki. Namanya jembatan Bambun, begitu banyak orang menyebut.

Di jalan raya ada tiga pertigaan. Dijaga "polisi gopek", begitu sebutannya. Semua diberi gopek-an. Gopek= koin uang limaratus rupiah.

Belok kiri, masuk jalan desa. Ternyata ada juga "polisi gopek". Ada dua tempat ditarik "polisi gopek". Pas pertigaan jalan desa. Kalau ditotal lima pertigaan ada tarikan. Tak apa. Lancar.

Mengapa, saat ini, minta hampir menjadi budaya?.  Walau jembatan perbaikan menjadi alasan. Penunjuk jalan tiap pertigaan dimanfaatkan tempat "minta minta". Bukan tulisan saja penunjuk jalan.

Tidak apa. Masih bisa memberi. Semua diberi. Tapi, teori di sekolah. Atau, ustad. Atau, lainnya. Sudah banyak tahu "tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah". Artinya jangan jadi peminta (pengemis) pada sesama. Kecuali, minta pada Maha Pencipta.

Anggap saja tolong menolong, walau tak seberapa.

Mungkin, peceklik (musin kesulitan) uang. Ekonomi lagi merosot. Turun. Atau, mungkin tak tahu. Atau, mungkin  tahu "minta minta" tak baik, hanyalah dianggap teori untuk menjawab soal. Tak diyakini untuk kehidupan. Entahlah.

Di desa. Sekolah musim daring (dalam jejaring). Sekolah di desa libur tapi masuk. Sekolah masuk tapi libur. Kadang sebagian masuk, sekitar dua jam. Seminggu kadang dua minggu sekali. Barangkali, ambil dan ngumpulkan tugas. Sekolah tetap berjalan. Banyak di rumah. Seperti itu.

Tidak bisa memaksa murid pakai daring - online. Hp?, laptop?, paketan pulsa? - kesulitan. Paceklik uang. Tidak daring, sekolah tetap berjalan. Seadanya, sebisanya.

Mungkin ribuan bahkan jutaan. Tidak semua. Menyesuaikan. Ada yang daring, ada yang tidak. Menyesuaikan kemampuan wali murid. Darurat pandemi. Walau berkorban. Damai.

Agak siang setengah sore. Pulang. Ke Sidoarjo. Sambang ortu atau kakek nenek anak saya. Semacam merasa wajib. Hanya doa doa doa untuknya dihadapannya

Salam sehat semua....aamiin.
(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar