APENSO INDONESIA

header ads

BERPIKIR - BERFILSAFAT


BERPIKIR - BERFILSAFAT

Oleh : Gempur Santoso


Manusia adalah makhluk yang berpikir. Bukan makhluk lainnya. Punya otak belum tentu bisa berpikir. Contoh, hewan punya otak tapi tak bisa dipakai berpikir. Hewan hanyalah tumbuh dan insting (naluri) saja.

Manusia pasti pernah berpikir. Saat manusia berpikir, ia itu sudah berfilsafat. 

Berpikir itu apa?.

Kalau manusia mencari solusi atas kesenjangan, tentu itu proses berpikir. Kesenjangan adalah masalah. Kesenjangan adalah gab antara kenyataan dan harapan (das sein das sollen). Saat itulah proses berpikir. Proses berfilsafat. Proses mencari kebenaran solusi yang dipilih.

Kesulitan adalah proses berpikir yang belum menemukan solusi. Belum menemukan jawabannya. Belum menemukan jalan keluarnya. 

Kadang manusia, yang bukan masalahnya. Bukan kesenjangannya. Dipikirkan. Jadi sia-sia.

Manusia ada tumbuhnya, ada insting atau nalurinya, ada kemampuan berpikir. Lengkap, dibanding makhluk lain. 

Naluri atau insting tanpa diajari manusia bisa melakukan. Anak bayi memiliki naluri menghisap bukan meniup. Apa saja diisap. Nah, apa yang harus diisap bayi itu, maka orang lain mengajari mengarahkan.

Seksual itu insting. Tanpa diajari, manusia bisa. Makan, minum, kencing, melihat, dan sebagainya. Tanpa diajari manusia bisa. Semua insting itu yang disesuaikan budaya sopan santun dan resiko, harus diajarkan.

Melamun itu pakai otak, tapi bukan berpikir. Sebab melamun itu arah kemana-mana, tidak jelas masalahnya. 

Orang yang tahu masalahnya adalah orang berpikir. Orang baik. Dengan tahu masalahnya akan mencari jawabannya.

Kadang membikin kooptasi manusia untuk "tergantung" pada manusia/kelompok yang lain. Itu, mengurangi orang berproses berpikir. Semoga tidak.

"Tergantung" pada Sang Maha Pencipta saja namanya "pasrah".  Setelah ikhtiar, hasilnya "pasrahkan" ke Maha Pencipta. 

Seperti, manusia bisa menanam pohon mangga dengan baik, tentu manusia tidak bisa "membuat buah"nya. Menentukan mangga berbuah baik atau tidak baik. Tidak bisa. Pasrah. 

Dunia memang kehidupan aneh. Tapi, begitulah dunia. Dan, apakah demokrasi bisa menjawab membuat manusia bisa berfikir?. 

Dalam kehidupan dunia harus tetap toleransi dan belajar toleransi. Karena di dunia hidup bersama, tidak sendirian secara sosial. Dan, tatap yakin "yang membedakan makhluk manusia dan makhluk lainnya adalah berpikir".

Apakah Anda dan saya berpikir?....kadang khilaf.

Semoga sehat jasmani dan rohani semua..aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar