APENSO INDONESIA

header ads

GURU SENI BUDAYA SMAN I LAWANG KABUPATEN MALANG HENDRAWATI, S.Pd. PIAWAI DI BIDANG USAHA SENI BATIK

GURU SENI BUDAYA SMAN I LAWANG KABUPATEN MALANG HENDRAWATI, S.Pd. PIAWAI DI BIDANG USAHA SENI BATIK

Oleh : Kris Mariyono
Director of Jurnalisme Apenso Indonesia


Sosok Hendrawati S.Pd., selain dikenal sebagai guru Seni Budaya SMAN I Lawang Kabupaten Malang juga sukses dalam mengembangkan usaha seni batik Khas Singosari Malang.

"Kesuksesan saya dalam mengembangkan usaha seni Batik tidak terlepas pengalaman sebagai pengajar seni budaya yang menghadapi beragam karakter karya peserta didik di Sekolah," ungkap Bu Hendrawati yang pernah mengenyam pendidikan Tinggi di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Jogyakarta.

"Batik merupakan budaya peninggalan leluhur yang harus dikenalkan sejak anak usia dini sehingga nantinya tidak hanya memahami melainkan juga mampu melestarikan sekaligus mewarisi seni budaya bangsa," jelasnya terkait upaya pengembangan batik.

Menurut Bu Hendrawati, usaha batik saat ini sudah menunjukan kemajuan yang pesat, semarak di setiap daerah dan kota khususnya di Jawa Timur dan umumnya di Indonesia.

"Yang paling menggembirakan munculnya pengrajin batik di kalangan muda yang berpotensi," ucapnya singkat sembari menambahkan dirinya ingin mengembangkan usahanya secara optimal ketika sudah purna tugas sebagai pendidik. 

Menyinggung corak batik yang dikembangkan dikatakan, khusus khas Singosari bercirikan Candi, Topeng Malangan, dan Pesona daerah Randu Agung.

"Saya berupaya menggali potensi muatan lokal yang ada di kabupaten Malang agar dikenal generasi muda," ungkap Bu Hendrawati yang pernah belajar seni Batik di salah satu Sanggar Batik di Jogyakarta dan Bu Iva Batik Pandaan Pasuruhan serta mendapatkan Binaan dari Disperindag Kabupaten Malang.

Dimasa pandemi Covid-19 Bu Hendrawati tetap membuat kreasi seni Batik sesuai agenda pemesanan yang telah tercatat.

"Untuk saat ini juga sudah banyak pesanan batik seragam guru-guru MGMP se-kabupaten Malang dan beberapa dari daerah lain semisal Bojonegoro," tandas Bu Hendrawati yang masih memiliki hubungan darah dengan kerabat Kraton Jogyakarta dari Hamangkurat Susuhunan I di Mataram.

Berbicara proses pembelajaran di masa pandemi menurut Bu Hendrawati yang lahir di Malang 1962, tetap mengupayakan proses pembelajaran di rumah dengan sistem daring.

"Kami tetap melaksanakan proses belajar Daring, kendati materi tugas cenderung tidak bisa dikerjakan secara maksimal dikarenakan berbagai kendala di rumah," tuturnya sambil menambahkan meski ada kendala namun sebagian besar peserta didik tetap mengumpulkan tugasnya. 

Bu Hendrawati mengakui, sebagai pendidik terus berupaya melakukan proses pembelajaran secara Daring kepada peserta didik walaupun hasilnya kurang optimal.

"Kendala dan tantangan yang kami hadapi tidak bisa membimbing langsung peserta didik yang beragam karakter, diantaranya ada yang patuh ada yang tidak disiplin. Sehingga dalam proses aktifitas Daring membutuhkan model pembelajaran yang lebih kreatif agar peserta didik lebih banyak belajar membaca sendiri dan mandiri dalam pengembangan materinya," beber Bu Hendrawati yang juga tercatat Pengurus Bhuana Jatim. Km

Posting Komentar

0 Komentar