APENSO INDONESIA

header ads

PERJALANAN SIGUN BATIK LUKIS


PERJALANAN SIGUN BATIK LUKIS

apensoinsonesia.com


   Berawal dari keterbatasan dalam wacana, baik pengalaman maupun perjalanan dalam dunia pendidikan. Seorang siGun adalah sosok yang sederhana, polos, dan apa adanya. Walaupun menyandang gelar sarjana pendidikan dalam bidang seni budaya, namun waktunya banyak diisi dengan pekerjaan di luar bidang pendidikan. Justru menekuni pekerjaan yang langsung berhubungan dengan seni, misalnya sebagai decorator sebuah swalayan atau department store ternama di kota Surabaya.

   Bahkan siGun pernah juga bekerja di Kalimantan Timur, Sumatra Selatan dan kota kota di Jawa Timur, Gresik, Malang.

   Setelah cobaan menerpa di berbagai kota, suatu saat pada tahun 2007 - siGun atau nama lengkapnya Guntur Sasono memulai karirnya dalam dunia pendidikan tingkat menengah (DIKMEN), bisa dibilang terlambat bergabung dalam tenaga pendidikan.

   Pada waktu itu, salah satu program mata pelajaran di SMA ada yang namanya MULOK atau muatan lokal, yaitu pelajaran khusus yang diberikan pada peserta didik dengan megangkat kearifan lokal daerah setempat. Kebetulan untuk daerah Ponorogo khususnya di instansi tempat siGun mengajar sepakat menerapkan seni batik sebagai mata pelajaran mulok kepada peserta didik kelas XI dan kelas XII.

   Sebetulnya Pak guru Umar Bakri Eh ... Guntur Sasono terus terang belum pernah atau belum bisa membatik. Karena, memang saat di kampus dulu belum ada mata kuliah batik.

   Nah... karena kepala sekolah telah menginstruksikan untuk memberi pelajaran membatik, maka siGun dengan serta merta mengiyakan atau menyanggupi untuk memberikan mata pelajaran mulok batik tulis. Dan, sebagai rasa tanggung jawab pada apa yang telah disanggupinya siGun mulai berfikir untuk mencoba dan berusaha mengembangkan jiwa seninya dalam bidang seni batik khususnya batik lukis.

   Dalam benak siGun berkata “aku harus bisa membatik” karena merasa malu bila di depan kelas saat menerangkan kepada siswa ada pertanyaan dan tidak bisa menjawab, karena belum pernah praktek sendiri.

   Maka, dengan semangat yang menggebu-gebu siGun mulai berkelana di dunia maya mencari tahu mbah google dan mbak youtube. Selain itu, siGun juga praktek membatik setiap hari selepas pulang dari sekolahan yang lokasinya tepat di depan rumahnya kira-kira berjarak lebih kurang 200 meter.

   Tidak disangka karena keasyikan bercengkrama dengan dunia seni batik. Akhirnya, siGun keterusan dan mulai berekspresi dalam wilayah batik tulis maupun batik lukis. Batik tulis untuk fashion,  batik lukis khusus untuk seni murni atau hiasan dinding. Namun akhir-akhir ini justru batik lukis mampu merambah ke dunia fashion.

   Batik lukis cara pengerjaannya sangat unik yaitu malam panas langsung digores pakai kuas di atas kain katun tanpa sket pensil maka hasilnya sangat ekspresif dan tak mungkin ada duanya. Dari situlah akhirnya muncul jargon ONE DESIGN ONE PRODUCT atau satu desain satu produk.

   Oleh siGun yang aktif dalam mengunggah hasil karyanya ke media sosial, baik melalui facebook,  whatsapp maupun instagram. Sehingga dalam beberapa tahun karya siGun banyak dikenal oleh komunitas media masa. Bahkan karena banyak yang suka tak khayal lagi banyak pula komunitas yang berkunjung ke padepokan siGun batik lukis, seperti pondok pesantren GONTOR PUTRI Ngawi,  komunitas batik tulis Jawa Timur (KIBAS).

   Pada tahun 2016, siGun mendirikan UD GAYA TAMA dan juga lembaga pelatihan kerja (LPK) SASONO BATIK. Pada tahun itu pula siGun sempat berpameran untuk yang pertama kalinya di museum house of sampoerna Surabaya bersama komunitas batik lukis Jawa Timur dengan mengusung tema LIRIS. Ditemani oleh 3 orang teman barunya yang dikenal juga menekuni batik lukis. Sedangkan yang memprakarsai acara pameran tersebut adalah bapak LINTU TULISTYANTORO (ketua KIBAS).

   Pada saat itu yang membuka pameran adalah Sekretaris Dewan Pendidikan Jawa Timur yaitu bapak Prof. DR. Drs. H. GEMPUR SANTOSO. M.Kes. Dia yang tak lain adalah teman satu kost-an siGun pada waktu kuliah di IKIP NEGERI surabaya (sekarang UNESA).

   Dalam pameran tersebut siGun menampilkan karya karya batik lukisnya untuk hiasan dinding (seni murni) dan sekaligus juga menampilkan batik lukis untuk fashion (seni terapan). Selain itu juga disempatkan untuk memberi pelatihan singkat (workshop) batik lukis di kampus UNESA.

   Pada tahun berikutnya 2017 pameran yang kedua diadakan juga masih di house of sampoerna surabaya. Kali itu yang menemani sudah bertambah menjadi 11 orang. Pameran bersama dengan tema LARAS. Peserta dari kota Ponorogo, Madiun dan Surabaya. Kali itu yang membuka pameran yaitu bapak DAHLAN ISKAN mantan Menteri BUMN.

   Pada tahun itu pula siGun diundang untuk pelatihan (workshop) batik lukis di SMKN 12 Surabaya, tidak disangka yang mengundang workshop tersebut adalah bapak Pracihara (teman satu jurusan/kakak kelas di kampus IKIP NEGERI Surabaya). Yang menjabat sebagai kepala sekolah.

   Tahun 2018 ruang pamer di house of sampoerna sedang di renovasi dan dipindah atau digeser tempatnya. Sehingga tahun itu pameran dipending atau ditiadakan.

   Bulan Oktober 2018 siGun diundang untuk pelatihan batik lukis di kampus UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM).

   Tahun 2019 bulan Juli kembali pameran batik lukis di HOUSE of SAMPOERNA SURABAYA, dibuka oleh bapak IMAM ZAINI dosen seni rupa UNESA.

   Bulan Agustus pameran batik lukis di JOGLO PAJU PONOROGO, dibuka oleh bapak MANGUN tokoh seni kota PONOROGO.

   Bulan berikutnya pameran batik lukis di HOTEL ASTON MADIUN, dibuka oleh Wakil Wali Kota MADIUN.

   Bulan Oktober pameran batik lukis di PACITAN dibuka oleh bapak Ketua Dewan Kesenian Pacitan.

Di tahun 2019 memang penuh acara pameran di berbagai kota, sedangkan untuk tahun 2020 sebetulnya masih banyak agenda pameran di beberapa kota seperti yang sudah terjadwal yaitu di kota Surabaya, Malang, Kediri, Blitar. Namun demikian rupanya Tuhan berkehendak lain.

   Dengan adanya pandemi virus corona semua jadwal jadi batal tidak bisa dilaksanakan. Ya... semua harus di iklaskan karena situasinya sangat tidak memungkinkan.

   Ada satu catatan yang menggembirakan dalam suasana pandemi itu, ada ide dari teman-teman komunitas guru seni budaya se-Jawa Timur untuk mengadakan pameran virtual guru berkarya se-Jawa Timur. Dan akhirnya sukses dilaksanakan dengan peserta 60 orang. Itupun sudah dibatasi pesertanya,  karena terlalu banyak yang minat. Alhamdulillah dalam situasi yang tidak menentu kita masih ada kesempatan untuk berkarya dan berpameran.

Semoga pandemi segera berlalu dan hari-hari kembali ceria seperti dulu.... Aamiin....


Drs. GUNTUR SASONO menceritakan.
-------
                 





Posting Komentar

0 Komentar