APENSO INDONESIA

header ads

Bersama Ambulance Nurul Hayat Antarkan Jenazah Ke Peristirahatan Terakhir

“Bersama Ambulance Nurul Hayat Antarkan Jenazah Ke Peristirahatan Terakhir“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia


   Setiap detik kita selalu dihantui oleh kematian. Kematian tidak pernah memandang usia, entah ia muda ataupun sudah tua. Kematian pun tidak pernah memandang derajat atau status sosial seseorang, miskin ataupun kaya seseorang. Kematian pasti akan datang menyambangi. 

   Ketika kematian datang, tidak ada satu orangpun yang bisa melarikan diri dari kematian. Tak ada seorang ayah pun yang dapat menyelamatkan putranya dari kematian. Tak ada keluarga yang dapat menyelamatkan sanak saudaranya dari kematian. 

   Sang Buddha pun pernah bersabda : “Kehidupan tidak pasti, namun kematian itu pasti”. Menurut imam Al- Ghazali, yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Memang benar, kematian sangat dekat dengan kita, dan tak ada yang bisa memisahkan diri dari kematian. 

   Allah Swt berfirman, yang berbunyi : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami” (QS Al Anbiya : 35). Sesuai dengan firman Allah Swt, semua yang hidup dan bernyawa pasti akan mati. 

   Kematian adalah bagi dari pada kehidupan. Namun, kebanyakan orang melihat hidup sebagai sesuatu yang menyenangkan, sebagai kesempatan untuk bersenang-senang. Mereka rela hidup demi kenikmatan hidup. Kemudian mereka menjadi tergila-gila dan terpikat pada kehidupan. (The prison of Life, Hlm 10).

   Bahkan, tak jarang juga mereka yang mencintai dunia, mereka pun sulit meninggalkan semua yang berhubungan dengan duniawi. Mereka sulit meninggalkan harta, rumah, mobil mewah atau mungkin saja, sulit meninggalkan istrinya yang cantik. Hmm, Bukankah yang paling bahaya di dunia ini adalah mencintai dunia? 

   Bagi sebagian umat yang beriman, kematian itu tidak ada, kematian ada hanya untuk orang- orang yang mencintai lahiriah. Kematian bagi mereka adalah jembatan tuk menuju sang ilahi. Jika kita telusuri lebih jauh, sesungguhnya kematian adalah jalan menuju kebebasan, proses dimana terbebasnya ruh dari jasad. Kematian pun membebaskan kita dari segala macam rumitnya kehidupan, mulai terbebasnya dari nafsu memuaskan jasmani, sampai dengan terbebas dari nafsu menyenangkan panca indra. Hidup atau Mati serta Rezeki manusia tidak ada yang tahu karena hanya Allah yang berkehendak.

   Dimana pada tanggal 1/9/2020 Tetangga dari Penulis yang tinggal di Bulak Rukem III Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir Ibu Fatimah pukul 15.45 neninggal dunia. Dimana Ibu Fatimah di samping Tetangga dari Penulis juga Wali murid Putra/Putri bahkan cucunya Sekolah di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan.

   Penulis tidak menyangka waktu ada kabar Ibu Fatimah meninggal dunia. Karena Penulis sebenarnya mau membuang sampah di tempat pembuangan akhir di Mrutu Kalianyar. Akhirnya Penulis tidak jadi membuang sampah. Dalam kesempatan tersebut Penulis dibantu Ustad Toro dari Yayasan Nurul Hayat yang membantu Ambulance gratis dari Rumah duka Bulak Rukem III No. 34 Surabaya menuju ke tempat Pemakaman Umum Pegirian Surabaya. 

   Dalam kesempatan tersebut Penulis nenyampaikan banyak terima kasih kepada Ustad Teguh, Ustad Toro, dan Yayasan Nurul Hayat Surabaya yang sudah membantu fasilitas Ambulance gratis. Smoga Yayasan Nurul Hayat makin sukses, berkah barokah selamanya. Dengan sabar Ustad Toro mengantarkan Jenazah Almarhumah Ibu Fatimah pukul 20.00 ke tempat Pemakaman Umum Pegirian.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat





Posting Komentar

0 Komentar