APENSO INDONESIA

header ads

DARI COVID 19 : KARAKTER “IMUN” ERA NEW NORMAL PEMBELAJARAN DARING

DARI COVID 19 : KARAKTER “IMUN” ERA NEW NORMAL PEMBELAJARAN DARING 


Oleh : Drs. Suhari, M.Pdi
Guru SMAN 1 Gresik
Email : suhari002@gmail.com



   New Normal” adalah tatanan kehidupan normal baru. Maksudnya adalah kehidupan dengan pola hidup baru yang dijalankan secara normal. Perubahan perilaku masyarakat dengan tetap  menjalankan kehidupan secara normal, namun ditambah pola penerapan protokol kesehatan. Kenormalan baru ini terjadi akibat dari penyebaran wabah COVID-19, dimana sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya. 

   Sering disampaikan oleh Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 bahwa penerapan protokol kesehatan wajib dijalankan oleh seluruh warga demi memutus mata rantai  
penyebarannya. Protokol kesehatan itu diantaranya physical distancing (menjaga jarak fisik), rajin mencuci tangan dengan sabun minimal selama 20 detik, memakai masker yang direkomendasi keamanannya, menjauhi kerumunan dan pola makan makanan bergizi serta rajin berolah raga.  

   Dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi “New Normal”. Aktivitas pendidikan di seluruh dunia saat ini telah “dipaksa” oleh pandemi COVID-19 untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Proses belajar mengajar dengan daring memiliki arti interaksi antara guru dan peserta didik terkoneksi dengan jaringan internet (on line). Sedangkan luring adalah proses kegitan belajar mengajar yang tidak menggunakan internet (off line).  

   Situasi ini memaksa keadaan menjadi berubah. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan dengan tatap muka di kelas antara guru dan peserta didik menjadi tatap maya di depan laptop dan handphone. Para guru mengalami lompatan pemahaman teknologi begitu luar biasa dan cepat beradaptasi. Beberapa guru awalnya menggunakan laptop hanya untuk mengetik perangkat pembelajaran sekarang harus mengetahui berbagai portal pembelajaran secara daring. Guru pun harus mengerti sekaligus menggunakan berbagai macam aplikasi pertemuan seperti : Video Conference, Zoom Meet, Google Meet, Google Classroom, Bandicam, A Power Record, yang selama ini tidak terbayang sama sekali di benak guru.  

   Masalah dihadapi peserta didik tidaklah sedikit dengan model pembelajaran daring. Apalagi peserta didik bertempat tinggal jauh dari jangkauan signal internet. Pengalaman mencolok di SMAN 1 Gresik, beberapa siswa sekolah dari rumah tidak bisa mengikuti pertemuan tatap muka virtual proses belajar mengajar karena belum terjangkau jaringan internet. Di samping itu, wali murid harus menyiapkan HP untuk masing-masing anaknya karena jenjang sekolah berdeda dan pada jam yang sama harus belajar secara on line.  

   Namun “paksaan” situasi ini memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru yang positif bagi guru dan peserta didik di SMAN 1 Gresik. Kebiasaan itu bisa diakronimkan “IMUN”. I (ingin tahu), Keingin tahuan peserta didik SMA Negeri 1 Gresik dalam pelajaran menjadi lebih terasa pada materi mata pelajaran yang sedang dipelajari. Hal itu dibuktikan tugas-tugas yang diberikan melalui media google classroom, WatshApp berlomba diselesaikan dengan sempurna. Interaksi tanya jawab di google meet juga berjalan intens. Penulis merasa terharu dengan karakter baru dari sebagian besar peserta didik. Keingintahuan para guru juga sangat terasa dimana para guru sangat rajin  
mengikuti webinar terkait dengan kesiapan pembelajaran di masa Pandemi COVID-19. Dan hasilnya semua guru sudah menjalankan proses belajar mengajar dengan daring.  

   M (Menyimak). Ketika materi pembelajaran sudah dijelaskan melalui media perekam layar
diberikan di google classroom anak-anak menyimak dengan sangat antusias. Hal itu terlihat dari tugas- tugas yang harus dikerjakan dari materi pembelajaran tersebut. Tugas-tugas tersampaikan tidak akan maksimal dikerjakan kalau tidak menyimak dari awal dan dengan seksama penjelasan guru bersangkutan. Saat meeting menggunakan aplikasi google meet atau lainnya terlihat peserta didik sangat antusias menyimak penjelasan guru. Indikator lainnya adalah nilai anak-anak saat penilaian harian maupun penilaian akhir semester tercapai sesuai dengan KKM. Dibatasinya waktu untuk mengerjakan tugas dalam tempo maksimal satu jam sebagian besar mendapatkan nilai yang memuaskan. 

   U (Unggul). Keinginan peserta didik menjadi terbaik semakin sangat terasa. Hal itu terbukti
bahwa saat pandemi COVID-19 tidak menghalangi para peserta didik menjadi terbaik dalam setiap kesempatan. Kesempatan menjadi pembicara dalam acara webinar merupakan prestasi bagi siswa bersangkuatan. Menjuarai lomba berbagai ajang kompetisi baik tingkat daerah, tingkat propinsi dan juara Nasional menjadi salah satu bukti siswa memiliki keunggulan. Dalam bidang akademi dan non akademi mampu di raih siswa-siswa SMA Negeri 1 Gresik.

   N (Nulis). Dalam masa pandemi warga SMA Negeri 1 Gresik berjuang untuk tidak larut dalam goncangan musibah. Mereka mempunyai kesibukan baru yaitu menuangkan pengalaman hidup dan keinginan-keinginannya dalam bentuk tulisan. Budaya literasi di sekolah sudah dibentuk sebelum pandemi sekarang lebih terasa lagi. Banyak siswa menjadi penulis dan bahkan inovasi karya ilmiahnya dinobatkan menjadi terbaik. Dari para guru juga bermunculan penulis-penulis baru mulai dari karya puisi, buku pendamping pelajaran sampai pemaparan ide dan gagasannya. Termasuk di dalamnya menulis di media baik daerah maupun nasional.

   IMUN merupakan dampak positif saat perkembangan Pandemi COVID-19 belum reda. Kondisi saat ini menjadikan warga SMA Negeri 1 Gresik untuk menanggulangi dampak psikologis yang ditimbulkan dari pembelajaran daring. Sebagaimana sering dikeluhkan pelaku pendidikan bahwa siapapun akan mengalami kebosanan, jika harus terus menerus belajar daring dari rumah dengan duduk menghadap laptop atau HP. Tetapi warga SMA Negeri 1 Gresik berusaha mengatasinya dengan “IMUN”. Diharapkan budaya/karakter “IMUN” bisa lebih berkembang, dan menularkan energi positif pada sekolah lain.

-----





Posting Komentar

0 Komentar