APENSO INDONESIA

header ads

Serunya Bermain Layang – Layang Untuk Hilangkan Kejenuhan

“Serunya Bermain Layang – Layang Untuk Hilangkan Kejenuhan“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia



   Stress adalah sebuah tekanan psikologis dan fisik yang bereaksi ketika menghadapi situasi yang dianggap berbahaya. Dengan kata lain, stress merupakan cara tubuh Anda menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun. Ketika merasa terancam, sistem saraf Anda merespon dengan melepaskan aliran hormon stres, antara lain hormon adrenalin dan kortisol. 

   Kedua hormon ini dapat memunculkan suatu reaksi pada tubuh Anda, antara lain jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas jadi lebih cepat. Reaksi ini disebut “fight-or-flight” alias respon stress. Dalam bentuk yang paling parahnya, tekanan psikologis serta fisik ini bisa bikin tubuh Anda menerima kekuatan tambahan untuk membela diri. Misalnya mendorong Anda untuk menginjak rem guna menghindari kecelakaan. 

   Secara tidak langsung, tekanan psikologis dan fisik ini dapat membuat Anda berupaya menyelamatkan diri Anda pada sesuatu yang mendesak dan berbahaya. Namun, jika kondisi tekanan psikologis ini berlangsung cukup lama dan berlangsung terus-menerus, ini akan membahayakan kesehatan mental serta fisik Anda.

   Layang-layang merupakan salah satu permainan tradisional dari Indonesia. Layang-layang sering dimainkan oleh anak-anak di tanah lapang. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa dan orang tua juga ikut bermain layang-layang. Setiap daerah memiliki keunikan atau ciri khas tentang layang-layang.

   Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), layang-layang adalah mainan yang terbuat dari kertas, berkerangka yang diterbangkan ke udara dengan memakai tali atau benang sebagai kendali. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), Layang-layang adalah pesawat leluhur yang meluncurkan penerbangan berawak.

   Selama ribuan tahun lalu layang-layang telah digunakan untuk menangkal kejahatan, menyampaikan pesan, mewakili dewa, mengangkat spanduk, kerajinan. Bahkan untuk menemukan fenomena alam dan mengukur cuaca. 

   Layang-layang modern sebagian besar diterbangkan untuk kesenangan dan olahraga selain menjadi bentuk tradisional ekspresi artistik. Hampir 3.000 tahun yang lalu layang-layang pertama kali dipopulerkan di China. Dimana bahan-bahan yang ideal untuk membuat layang-layang sudah tersedia, seperti kain sutra untuk bahan layar, sutra berkekuatan tensil tinggi untuk jalur terbang, dan bambu tangguh untuk kerangka kerja yang kuat dan ringan. 

   Layang-layang China yang paling awal diketahui adalah datar (tidak membungkuk) dan sering berbentuk persegi panjang. Dalam buku Permainan Tradisional Indonesia (1998), layang-layang termasuk salah satu permainan rakyat daerah Riau. Pada umumnya layang-layang terbuat dari kertas atau kain parasut yang diberi kerangka dan dapat diterbangkan ke angkasa dengan bantuan angin setelah diikatkan pada seutas tali atau benang. Layang-layang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa di tanah lapang.

   Dalam mengatasi stress karena mikir banyak masalah mulai dari kebijakan Pemerintah, memikiran sekolahan, akhirnya Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 bersama Sahabat beliau yang juga Kepala SMP Kemala BHAYANGKARI 6 Surabaya alumni jurusan Matematika UNIPA bapak Syahrul, S.Pd sore hari pukul 15.00 di lapangan sekolah SMP PGRI 6 Surabaya bermain laying – laying. Mengingat kondisi sekolah juga libur digunakan oleh Penulis dan Pak Syahrul untuk bermain laying – laying gambar Tengkorak. 

   Dalam kesempatan tersebut ikut bermain laying – laying juga yaitu keponakan dari Penulis yaitu Chyntia Prajna Wulandari. Beliau sangat senang. Menurut Penulis bahwa bermain laying – laying ini mengatasi kejenuhan agar tidak stress karena mikir banyak pekerjaan. Apalagi dengan bermain laying – laying tersebut dapat meningkatkan imun di masa Pandemi Covid – 19, sehingga Penulis berharap agar Pandemi Covid – 19 segera berakhir dan Penulis dapat melakukan aktivitas secara normal kembali.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat







Posting Komentar

0 Komentar