APENSO INDONESIA

header ads

Ajak SMP Swasta Utara Jadi Sekolah Unggul Serta Sekolah Bermutu Agar Diminati Masyarakat

“Ajak SMP Swasta Utara Jadi Sekolah Unggul
Serta Sekolah Bermutu Agar Diminati Masyarakat“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia


   Kualitas manusia Indonesia rendah telah menjadi berita rutin. Setiap keluar laporan Human Development Index, posisi kualitas SDM kita selalu berada di bawah. Salah satu penyebab dan sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah kualitas pendidikan yang rendah. Kualitas sosial-ekonomi dan kualitas gizi-kesehatan yang tinggi tidak akan dapat bertahan tanpa adanya manusia yang memiliki pendidikan berkualitas.

   Negeri ini sedang berjuang keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasilnya belum memuaskan. Kini upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditempuh dengan membuka sekolah-sekolah unggulan, sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM. Sekolah unggulan diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat berguna untuk membangun negeri yang kacau balau ini.

   Tak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi manusia unggul. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah unggulan. Setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah unggulan dibanjiri calon siswa, karena adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-manusia unggul.

   Wacana pengembangan sekolah unggul menjadi menarik lantaran istilah “unggul” selama ini seolah-olah menjadi wacana dominan dalam lingkungan organisasi bisnis seperti korporasi dan sejenisnya. Padahal istilah unggul (excellence) ini telah menjadi milik publik sejak istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh proponen utamanya, Thomas J Peters dan Robert H. Waterman pada tahun 1983 melalui karyanya "In search of excellence".

   Apabila karakter unggul ini menjadi budaya sekolah, maka pada gilirannya mampu mengkontruksi mentalitas komunitas sekolah untuk bekerja keras, disiplin, professional, akuntabel, dan mandiri. Konstruksi mentalitas unggul seperti ini selaras dengan napas otonomi dan kebijakan desentrasi pendidikan yang memberi peluang kepada para pengelola (manajemen) sekolah untuk melakukan gerakan inovatif dalam rangka memberdayakan diri dan komunitasnya secara kreatif dan dinamis sesuai dengan kondisi dan nilai-nilai local, nasional, dan perkembangan global.

   Terobosan dan inovasi ini diperlukan untuk menanggapi kebutuhan peserta didik sekolah yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa sekaligus mengeliminasi strategi pendidikan massal sebagaimana yang terjadi selama ini yang memberikan perlakuan dan pelayanan yang sama kepada semua peserta didik tanpa memperhatikan perbedaan kecakapan, minat, dan bakatnya. 

   Terkait dengan hal ini perlu dikembangkan strategi alternatif yang bertujuan menghasilkan peserta didik yang unggul, yaitu berupa pemberian perhatian dan perlakuan khusus kepada peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya dengan membuka kelas-kelas unggulan. Kelas unggulan ini menghimpun sejumlah siswa dari berbagai kelas yang memiliki potensi dan bibit unggul. 

   Istilah “sekolah” dalam khazanah ke Indonesia-an merujuk pada lembaga pendidikan formal yang berada pada jenjang bawah perguruan tinggi. Sekolah mengandung arti tempat atau wahana anak mengenyam proses pembelajaran. Artinya di sekolah seorang anak menjalani proses belajar secara terarah, terpimpin, dan terkendali. 

   Sekolah berfungsi sebagai tempat transfer pengetahuan (knowledge transfer), transfer nilai (value transfer), juga berfungsi mempertahankan dan mengembangkan tradisi dan budaya-budaya luhur dalam suatu masyarakat melalui proses pembentukan kepribadian (in the making personality processes) sehingga menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di dalam kebudayaan dan masyarakat sekitarnya. 

   Sekolah tidak boleh hanya diartikan sebagai sebuah ruangan atau gedung tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan. Sekolah harus diartikan lembaga pendidikan yang terkait akan norma dan budaya yang mendukungnya sebagai suatu sistem sosial. 

   Apabila sekolah dipandang sebagai sebuah wadah untuk memproses pembudayaan nilai, maka menurut Imam Suprayogo, hal-hal yang perlu diperhatikan secara serius adalah pembentukan iklim pendidikan baik klim yang bersifat tangible maupun yang intangible

   Iklim yang bersifat tangible seperti perangkat keras sekolah berupa gedung, kelengkapan taman, halaman, dan juga penampilan para guru maupun siapa saja yang terlibat dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan. Sedangkan iklim yang bersifat intangible menyangkut tentang birokrasi sekolah yang dikembangkan, hubungan antar guru, guru dan murid, antar murid dan seterusnya. Iklim tersebut merupakan bagian dari hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh sebuah sekolah, terutama dalam membentuk iklim sekolah unggul. 

   Sebutan sekolah unggulan itu sendiri kurang tepat. Kata “unggul” menyiratkan adanya superioritas dibanding dengan yang lain. Kata ini menunjukkan adanya “kesombongan” intelektual yang sengaja ditanamkan di lingkungan sekolah. Di negara-negara maju, untuk menunjukkan sekolah yang baik tidak menggunakan kata unggul (excellent) melainkan effective, develop, accelerate, dan essential

   Kalau berbicara mengenai mutu pendidikan, maka kita tidak lepas dari definisi mutu itu sendiri. Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. 

   Dalam konteks pendidikan, menurut Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana dikutip Mulyasa, pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan. Input pendidikan adalah sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sedangkan output pendidikan merupakan kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan perilaku sekolah.

   Maka dari itu, mutu dalam pendidikan dapat saja disebutkan mengutamakan pelajar atau program perbaikan sekolah yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif. Mutu dalam pendidikan memang dititiktekankan pada pelajar dan proses yang ada di dalamnya. Tanpa adanya proses yang baik, maka sekolah yang bermutu juga mustahil untuk dicapai. 

   Ternyata ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu : kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-input analisis yang tidak konsisten; penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik; peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim.

   Dalam mewujudkan Sekolah Unggul dan Bermutu SMP Swasta Surabaya Utara, pada hari Selasa, 6/10/2020 pukul 09.00 di SMP YP 17 Jalan Randu Nomor 17 Surabaya diadakan rapat MKKS SMP Swasta Surabaya Utara yang di pimpin oleh Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara sekaligus Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir mengajak teman – teman Kepala SMP Swasta Surabaya Utara untuk bangkit dari keterpurukan akibat PPDB 2020/2021 yang berakibat penurunan jumlah siswa di masing – masing SMP Swasta Surabaya Utara.

   Dimana bapak H. Banu Atmoko, S.Pd mengajak mumpung Pandemi Covid-19 siapkan Anak didik kita dengan segudang prestasi, jangan malah kita di Pandemi Covid-19 ini tidak bisa berprestasi dan berkarya. Ikuti lomba – lomba walaupun pandemi, raih sebanyak - banyaknya prestasi Piala. Tunjukan walaupun Sekolah Swasta siswa kecil tapi tetap eksis menjadi Sekolah Unggul dan Sekolah Bermutu sehingga Sekolah SMP Swasta Utara bisa kembali eksis dan syukur – syukur sudah siap untuk PPDB 2021/2022 dengan menunjukan ke masyarakat segudang prestasi Piala sehingga masyarakat lebih cinta dan kembali memilih SMP Swasta untuk menyekolahkan Putra/Putrinya.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat










Posting Komentar

0 Komentar