DARING WABINAR MULAI JENUH
Oleh : Gempur Santoso
Webside seminar (webinar). Dalam jejaring (daring). Dan, semacamnya on line. Itu semakin digunakan "darurat" saat ada pandemi corona virus/covid 19.
Efek keadaan darurat pandemi virus ini. Banyak teman pun mulai jenuh. Setidaknya dua teman saya mulai jenuh. On line tak sebaik berjumpa. Komunikasi mengajar on line masih "enak" ketemu langsung. Atau, komunikasi webinar lebih "enak" seminar ketemu langsung. "Enak" artinya interaksi ataupun komunikasi pada situasi kondisi bertemu nyata orang sebenarnya. Bukan on line.
Keputusan pandemi terkait kesehatan yang punya hak WHO (world healt organisation) milik PBB (perserikatan bangsa bangsa). Hak WHO itu mengikat bagi berbagai negara anggota PBB.
Kini. Pandemi corona virus. Dihitung sejak Maret 2020 hingga Oktober 2020. Sudah sekitar 8 bulan pandemi corona virus.
Kapan selesai? Kapan keputusan pademi corona virus dicabut? Tidak tahu. Selamanya pandemi corona virus? Tidak tahu. Tidak mungkin. Tetapi sudah ada yang jenuh pada situasi seperti ini.
Musim pandemi corana virus ini. Dan, saat ini. Tampak berbeda dengan musim alami, seperti : musin mangga kembang (berbunga), musim kemarau, musin penghujan, musim panen, musim ulat, musim kupu - kupu, dan sebagainya.
Corona virus adalah rumpun virus. Virus adalah jenis hewan. Virus adalah makhluk sangat kecil (halus). Dugaan : ada musim lahir hewan tertentu pada ekosistem standar. Kecuali musibah. Musibah pun ada batas.
Musim alami yang ada batas. Bisa diketahui batas berakhir. Tapi, musim pandemi corona virus tidak bisa diketahui batas akhir. Belum tahu.
Musim corona virus ini, memiliki efek kurang baik dalam proses pendidikan. Sebab proses pendidikan adalah proses membentuk manusia. Tidak cukup "daring", "webinar" atau semacamnya on line. Itu sekadar media belajar baru. Sekadar bisa digunakan pada transfer kognetif saja. Walau tidak semua. Darurat.
Proses pendidikan harus lengkap. Ada tiga hal yang digunakan membentuk manusia, Yakni : afektif, kognetif, psikomotorik. Filosof Jawa mengatakan : membentuk cipto, roso, karso. Dan, kalau agama mengatakan : membentuk: daya akal, daya qolbu, dan daya hidup.
Jelas tiga hal di atas, tidak dapat dibentuk dengan sekadar on line. Tapi harus ketemu, melakukan, bersama melakukan, terbentuk teposliro (mampu menempatkan diri), terbentuk rasa yang halus/tajam, dan terbentuk jasmani yang kuat, dan lain - lain.
Kalau mengikuti Unesco ada empat pilar, yakni terbentuk : learn to know (belajar tahu), laern to do (belajar berbuat), learn to be (belajar mengetahui jati diri sendiri), learn together (belajar hidup bersama).
Kita berharap secepatnya kehidupan normal. Secepatnya keputusan pandemi corona virus dicabut. Tidak ada lagi musibah, normal, biarlah musim alami berjalan lagi. Ekosistem.
Badai pasti berlalu.
Semoga kita sehat semua...aaminn yra.
(GeSa)
-------
Juga dimuat koran Swaranews 24 Oktober 2020.
0 Komentar