APENSO INDONESIA

header ads

MIMPI INDAH MELALUI GORESAN GAMBAR

“MIMPI INDAH MELALUI GORESAN GAMBAR“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia


   “Hidup hanya sekali, jangan menua tanpa karya dan inspirasi”. (Ridwan Kamil Layaknya pohon yang menua tanpa berbuah mungkin itulah analogi yang tepat untuk pemuda yang menua tanpa karya barang sebuah. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pemuda yang diidamkan bangsa adalah mereka yang senantiasa berkarya sesuai kemampuannya. 

   Karya tak terbatas pada sesuatu yang mendunia, karya adalah segala hal yang berhasil tercipta dari pikiran dan perbuatan diri sendiri tanpa plagiasi. Seuntai kalimat mutiara pun jika hasil keresahan dan pemikiran diri sendiri patut dikatakan sebagai karya, dan itu masih lebih baik dari pada menghamburkan tiap detik umur yang anda punya dengan hal yang tak berguna. 

   Sudah cukup negeri ini mahsyur dengan isu kepemudaan yang semakin hari semakin tepuruk, tawuran, narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya. Saatnya negeri ini mahsyur dengan karya pemuda-pemudi nya. Karya bisa berupa sesuatu yang terlihat, terdengar, atau bahkan hanya bisa diraba. Tak perlu dilihat banyak orang atau didengarkan di setiap penjuru jalan, bahkan sesuatu yang menimbulkan rasa indah bagi yang melihat, mendengar atau merasakannya pun dapat disebut karya, karya seni. 

   Selanjutnya, jangan pernah menunda untuk memulai berkarya, karena menunda sebuah permulaan sama saja dengan menjauhkan diri anda dari titik kesuksesan. Mungkin selama ini banyak orang menganggap mempertahankan sesuatu adalah hal yang paling sulit, padahal memulai sesuatu tak jauh lebih mudah dari mempertahankannya. 

   Maka dari itu, segera sambut sinyal keinginan untuk berkarya dari diri anda sebelum sinyal tersebut lenyap. Sinyal keinginan tersebut hanya diri sendiri yang tahu, tak dapat diapresiasi orang lain apalagi menginspirasi orang lain. Maka dari itu, realisasikan sinyal tersebut dalam sebuah karya yang karenanya sesuatu yang tak dapat diapresiasi bisa diapresiasi oleh orang lain dan sesuatu yang tak mungkin menginspirasi mungkin dapat menginspirasi orang lain untuk ikut memulai berkarya.

   Untuk mempermudah dalam berkarya langkah selanjutnya adalah implementasikan teori kebiasaan dalam berkarya. Charles Duhigg menjelaskan secara gamblang apa itu teori kebiasaan dalam bukunya yang berjudul “The Power of Habit”. Penjelasan Charles Duhigg membuat paham bagaimana seekor tikus bisa bergerak cepat menuju coklat santapan diujung labirin, seekor kera mengenali bentuk untuk mendapatkan lezatnya setetes jus, atau seorang atlet yang bergerak amat lihai di atas lapangan. Kuncinya satu, yaitu pengulangan, baik itu puluhan atau bahkan ratusan kali. 

   Pengimplementasian teori kebiasaan dalam berkarya memungkinkan saya, anda, atau siapapun yang melakukannya akan secara berkala dan tetap membuat sebuah karya. Inilah yang dimaksud kebiasaan oleh Duhigg. Untuk mencapai titik tersebut tentunya bukan sesuatu yang bisa dibentuk dengan instan, sekali lagi untuk mencapai titik memiliki kebiasaan berkarya seseorang harus mengulang rutinitas berkarya mungkin lebih dari sepuluh kali. 

   Cita - cita adalah suatu impian dan harapan seseorang, cita - cita adalah mimpi, mimpi adalah kunci yang akan menentukan mau jadi apa kita nanti di masa depan. Bagi sebagian orang cita - cita, impian, itu dapat memotivasi dirinya sehingga sikap perilaku dan segala aktivitas yang dilakukan diusahakan demi mencapai cita - cita nya suatu hari nanti. 

   Cita - cita setiap orang mungin berubah ubah dari SD, SMP, dan SMA termasuk juga aku, cita - citaku dulu ingin jadi guru kemudian juga berubah lagi menjadi dokter. Apakah mungkin kalian juga seperti aku? Cita - cita itu juga harus didapatkan dengan cara yang halal, tidak boleh ada kelicikan yang dilakukan. Cara mendapatkan cita - cita menurutku yaitu berusaha dan berdoa. Berdoa jika tidak berusaha juga untuk apa, dan begitupun sebaliknya. 

   Bayangkan jika semua orang tidak memiliki cita - cita? Mau jadi apa negara kita. Manusia tanpa cita - cita bagaikan seseorang yang tak punya tujuan dan biasa tersesat kapanpun dan dimanapun. Jika cita - cita yang kita inginkan belum tercapai jangan berpatah semangat, jangan gunakan cara kotor yang kalian sedang pikirkan. Cita - cita bukan sebuah obsesi dan tetap berusaha mewujudkan apa yang ingin kita perjuangkan.

   Dalam masa Pandemi Covid – 19 seperti ini kraetivitas seluruh siswa/siswi se-Indonesia tidak terasah, tetapi lain dengan siswa/siswi SDS “AL-IKHLAS Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir pada hari Minggu, 18/10/2020 siswi/siswi SDS “AL-IKHLAS Surabaya mulai kelas 1 - kelas 6 datang ke Sekolah pukul 06.30 untuk mengikuti lomba menggambar yang diadakan oleh SETCOM C dan DHARMAWANITA Persatuan Kota Surabaya.

   Dalam kesempatan tersebut seluruh siswa/siswi SDS “AL-IKHLAS Surabaya masuk ke dalam ruang kelas. Dimana lomba menggambar ini dilakukan secara daring (On line). Sebelum memulai acara bapak H. Banu Atmoko, S.Pd alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 selaku Sekretaris Yayasan Pendidikan AL-IKHLAS Semampir menyampaikan bahwa kalian menggambar ini mengikuti yang ada di Zoom dan kegiatan ini adalah untuk mengisi kegiatan selama Pandemi Covid – 19. Di akhir penutup, bapak H. Banu Atmoko, S.Pd memotivasi Peserta didik "jangan patah semangat untuk meraih Impian cita - cita kalian, jangan salahkan Covid - 19, tapi tetap terus berkarya dan bermanfaat."

   Alhamdulilah seluruh siswa/siswi SDS “AL-IKHLAS Surabaya menggambar Kapten SETCOM C dan menggambar cita - cita mereka ada yang jadi dokter, ada yang jadi polisi, dan ada yang jadi TNI. Semua dari gambar tersebut dapat membangkitkan semangat kreativitas Peserta didik dalam menggapai mimpi mereka semua dalam meraih cita - cita, karena dengan goresan pena tersebut insyah allah dapat membuka cakrawala bagi Peserta didik dapat mewujudkan cita - cita mereka. Semoga cita - cita mereka di wujudkan oleh Allah S.W.T. kata bapak H. Banu Atmoko, S.Pd Sekretaris Yayasan Pendidikan AL-IKHLAS Semampir.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar